Don't forget to vomment guys 🐶🐻
•••Saat kakinya melangkah masuk ke asrama Dreamies, Haechan dikagetkan dengan pesta kecil-kecilan yang sudah dipersiapkan mereka. Kue dengan bentuk matahari, balon warna-warni, dan tulisan "Welcome home, Haechanie!" terpampang jelas di dinding.
"Kuenya lucu."
Ucapan Woojin membuyarkan lamunan Haechan.
"Welcome home, Haechanie!"
Haechan tersenyum malu-malu dengan kejutan yang jarang sekali dia dapatkan. Ternyata anak-anak dream bisa bersikap manis juga.
"Makasih, guys. Makasih banyak!"
Haechan meniup lilin di atas kue matahari yang dipegang oleh Renjun. Berharap semoga Haechan lekas sembuh dan bisa beraktivitas normal kembali.
"Ide siapa nih?" Jeno yang bertanya, dia tidak diajak membuat kejutan soalnya.
Chenle menunjuk-nunjuk dirinya sendiri. Sikapnya seperti anak kecil yang ingin diberi pujian.
"Hoo, yeoksi! Tuan muda Zhong Chenle!" Haechan memberi puk-puk di kepala Chenle. Membuat lelaki itu memejamkan matanya.
"Aku juga mau dipuk-puk." Woojin cemburu melihat Haechan membayikan orang lain di depannya. "Paman Lele, ini papaku tau!"
Chenle membuka matanya lalu menatap Woojin dengan sengit. "Sebelum jadi papa kamu, Haechan udah jadi papa aku!"
"Paman!"
"Hei, hei, kenapa ribut sih? Chenle, ngalah dong sama anak kecil," sahut Renjun sambil berdecak.
"Iya, maaf ya, Woojin." Chenle menyodorkan tangannya yang langsung dibalas Woojin.
"Maafin aku juga, paman."
"Tapi Haechan papa kita berdua ya?" pinta Chenle, dasar tuan muda.
"I-iya deh," kata Woojin dengan tidak rela.
"Nah kan akur, lebih enak diliatnya, papa suka." Haechan tersenyum melihat Chenle dan Woojin yang bermaafan. Chenle memang adik kesayangan Haechan sehingga tidak masalah jika Chenle ingin menganggapnya papa atas kedekatan mereka.
"Kok ayah gak ada yang ngeributin?" tanya Jeno dengan sendu.
"Halah, cemburuan aja tu bapak-bapak," celetuk Chenle. "Ayah Jeno buat kamu aja, Woojin."
Woojin tertawa mendengar ucapan Chenle yang sangat lucu. Jeno kan memang ayahnya, sudah pasti untuk Woojin dong.
"Ayah banget gak tuh?" kata Jaemin sambil terkekeh, agaknya masih aneh mendengar Jeno memiliki anak.
"Asiikk gue punya ponakan gemes!" sahut Renjun. Begitu pun Jisung yang ikut gemas memperhatikan Woojin tertawa lebar, duplikat Jeno sekali.
"Ayah Jeno, papa Haechan, ulululu."
"Diem, Jaemin!" Haechan menyembunyikan pipinya yang pasti memerah. "I-ini gue tidur di kamar siapa nanti?"
"Gue aja, Chan, biasanya lo juga nginep di kamar gue," kata Jeno dengan santainya.
"Iya, Haechan hyung. Nanti Jaemin hyung suruh pindah aja."
Jaemin menggeplak kepala Chenle. "Gak sopan."
"Bener toh?"
"Iya dah iya! Pasusu harus tidur bareng, gak elit kalo pisah kamar."
Haechan mengabaikan ucapan Jaemin dan langsung memasuki kamar Jeno. Dasar Jaemin, tidak tahu apa bahwa Haechan sedang malu?!
![](https://img.wattpad.com/cover/368588427-288-k157423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanfictionBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...