Vote and comment yeoreobun!
🌱🌱Jeno tersenyum melihat foto mereka bertiga di dompetnya. Hari itu dia memang langsung menyimpannya di sana, agar setiap kali Jeno membuka dompet, dia selalu ingat dengan Haechan dan Woojin. Jeno bersumpah tidak akan menyakiti mereka berdua. Jeno akan membahagiakan mereka di masa sekarang atau pun masa depan.
"Sesayang itu ya sama aku dan Woojin?" goda Haechan saat tidak sengaja melihat foto mereka di dompet lelaki itu. Mereka berdua sedang memesan kopi untuk Dreamies yang saat ini ada jadwal latihan.
"Sayang banget," kata Jeno hampir seperti berbisik.
Setelah mendapatkan pesanan mereka, Jeno menarik Haechan keluar dari kedai. Membuat kekasihnya sedikit was-was.
"Masih takut buat go public ya?" tanya Jeno seraya membukakan pintu mobil untuk Haechan.
Haechan tersenyum kikuk. Jeno pun memilih memutari mobil dan duduk di belakang kemudi.
"Kamu mau go public, Jen?"
Jeno menoleh lalu mengusap lembut tangan kekasihnya. "Enggak perlu, sayang. Kita jalanin kayak yang sekarang aja. Asal kamu dan aku sama-sama nyaman."
Haechan tersenyum. "Makasih, Jen."
🐶🐻
Sementara di ruang latihan Dreamies, Chenle dan Jisung layaknya anak-anak yang saling berkejaran. Lebih tepatnya Chenle ingin memukul Jisung lantaran sang maknae mengganggunya.
"Yak! Berhenti gak lo, tiang listrik!"
"Ampun, ampun. Gue gak akan lagi nyebut lo pendek dan kecil!" teriak Jisung.
Auh, Jisung menyebalkan sekali.
"Anak-anak, berhenti kejar-kejaran!" sahut Mark dari sisi ruangan, yang tentu tidak diindahkan oleh keduanya.
"Mereka bakal berhenti kalo ada salah satu yang nangis, hyung," kata Renjun dengan malas.
Sementara Jaemin hanya menggelengkan kepala melihat mereka asik berdua. Cemburu, tapi untuk apa juga.
"Jisung! Berhenti gak?!" Chenle menumpu kedua tangannya di pinggang. Dia kelelahan tapi Jisung masih terus menghindar darinya.
"Gue udah minta maaf, Le, astaga. Jangan dendam gitu dong," sahut Jisung dari ujung ruangan.
Belum sempat Chenle berlari lagi, tubuhnya limbung saat Jaemin menghampiri dan memeluknya. Mereka terjatuh dengan Chenle berada di bawah Jaemin.
"Jaemin hyung!" sentak Chenle. Punggungnya lumayan sakit berbenturan dengan lantai, meskipun Jaemin sudah menahan dengan tangannya. "Lepasin!"
Jaemin menggeleng, dia menahan Chenle di bawahnya. "Need hugs," kata Jaemin seraya memeluk anak berumur 23 tahun itu.
"Sesek tau!" omel Chenle. Bayangkan saja dirinya ditindih oleh lelaki berbadan gapura kabupaten sambil dipeluk.
"Jangan dilepas, hyung! Kandangin aja biar gak kabur-kaburan," usul Jisung yang kini sudah duduk dengan Mark dan Renjun.
"Jangan berantem mulu, kalian tuh udah dewasa dan bukan anak-anak lagi," kata Renjun.
Jisung mempoutkan bibirnya. "Tapi hyungdeul aja sering nganggep kita anak-anak."
Mark mengusap kepala sang maknae. "Tepatnya bungsu-bungsu Dreamies. Kalian itu adik yang lucu buat hyungdeul makanya dibilang anak-anak terus."
"S-siapa pun. To-long.."
Mark terkekeh saat Chenle kesusahan lepas dari Jaemin. Dia beranjak dan menghampiri kedua adiknya itu. Setelahnya menarik Jaemin untuk melepaskan Chenle sebelum anak itu kehabisan napas.
![](https://img.wattpad.com/cover/368588427-288-k157423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanfictionBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...