How's your day, guys?
Sini merapat baca nohyuck setelah capek-capeknya menjalani hari Senin, hehe
Happy reading!
•••Haechan merasa bersalah setelah berbicara tidak sopan pada Jeno. Padahal saat itu Jeno hanya ingin Haechan istirahat, dan bukan memaksanya tidak mengikuti konser tur tanpa alasan.
Semakin bersalah lagi ketika Haechan betulan tidak boleh mengikuti konser tur setelah beberapa kali dicek oleh dokter. Haechan tidak boleh melakukan aktivitas berat selama beberapa minggu ke depan. Yang artinya Haechan tidak jadi mengikuti konser tur bersama NCT 127.
Permasalahannya, sekarang bagaimana Haechan harus meminta maaf pada Jeno? Lelaki itu belum kembali ke rumah sakit dan justru meninggalkan Haechan sendirian dengan membawa Woojin. Hyungdeul Ilichil sudah dijemput manajer mereka untuk persiapan konser tur. Sementara keluarga Haechan masih dalam perjalanan.
"Jeno," gumam Haechan di sela tidurnya. Haechan jatuh tidur ketika menunggu keluarganya datang. Dan ini sudah berjam-jam setelah keluarganya sampai.
"Ngigau nama Jeno dia, ma, pa!" pekik adik perempuan Haechan.
"Jangan berisik. Ini udah malem, biarin oppa-mu tidur."
"Kamu mau tidur di sini atau pulang?"
"Pulang sama papa aja. Besok dateng lagi sekalian jemput Donghyuck oppa."
Akhirnya kini tersisa sang mama yang memperhatikan anak sulung mereka dari sofa yang didudukinya. Hatinya ikut sakit melihat Haechan lagi-lagi terkapar lemah di ranjang rumah sakit. Meskipun sebetulnya besok Haechan sudah diperbolehkan pulang dan melakukan perawatan jalan.
"J-Jeno, maafin gue." Haechan mengigau lagi untuk yang entah keberapa kalinya. Masih sama, Haechan mengigau tentang dia yang meminta maaf pada Jeno.
"Nak, kamu ada masalah ya sama Jeno sampe kebawa mimpi." Mama Haechan bergumam sambil membenarkan selimut sang anak yang berantakan. Haechan memang tidak bisa diam jika tidur.
"Jeno," lagi.
"Aduh, anak mama kenapa sih ini. Daritadi Jeno, Jeno, Jeno mulu yang disebut."
Haechan yang masih asik tertidur tiba-tiba tersenyum dan terus menggumamkan kata yang sama. "Jeno."
"Gelagatnya mirip orang jatuh cinta," kekeh wanita itu, dia tidak masalah jika Haechan jatuh cinta dengan sesama jenis asalkan anak sulungnya itu bahagia.
"Makasih, Jen."
"Aduh, iya, iya, besok mama panggil Jeno biar kamu bisa ngobrol sama dia." Wanita itu berceloteh lagi sendirian.
🐶🐻
Jeno terbangun saat merasakan pukulan dari tangan anak kecil yang tidur di sebelahnya, siapa lagi kalau bukan Woojin, anak laki-laki Jeno dan Haechan.
"Kamu mirip papa ya tidurnya, gak bisa diem," gumam Jeno seraya menyingkirkan poni yang menutup mata sang anak.
"Idung kamu juga kecil kayak papa," lanjut Jeno. "Tapi garis mata sama bibir kamu itu mirip ayah. Ternyata beneran anak ayah sama papa ya."
"Eungh." Woojin melenguh saat tidurnya terganggu, lalu dia membuka mata dan bertemu tatap dengan ayahnya.
"Udah bangun, jagoan ayah?" Jeno mengusap pipi Woojin membuat sang anak terkekeh. Anak itu senang mendapat kasih sayang.
"Hari ini kita ketemu papa kan, yah?"
"Iya, kita jemput papa pulang ya."
"Asiikk! Nanti papa tinggalnya bareng ayah sama aku kan? Di mana? Di sini? Apa di asrama papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanfictionBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...