Warning nsfw! 🔞
ㅡㅡHaechan mengerjap ketika usapan lembut dirasakan di kepalanya. Senyum tampan terbit di bibir sang empu, alias Jeno. Haechan mengedarkan pandangannya dengan mata sayup-sayup.
"Tiba-tiba sampe di rumah orang tua kamu ya."
Jeno terkekeh. Disebabkan berita dating yang sudah menyebar di seluruh penjuru Seoul, manajer mereka menyuruh untuk tidak menampakkan diri di sekitaran Seoul, sehingga Jeno berinisiatif membawa Haechan ke rumah orang tuanya untuk beberapa hari.
Bukannya Jeno dan Haechan menghindar dari klarifikasi, tapi mereka perlu mengomunikasikan lebih dulu dengan manajer dan direktur. Mereka tidak bisa seenaknya melakukan sesuatu yang mungkin akan berdampak fatal nantinya.
Jeno menuntun Haechan setelah minta tolong satpam membawakan barang-barang mereka. Tidak banyak, hanya satu koper yang berisi pakaian Haechan dan printilan lain. Kalau Jeno, jelas ada pakaian di rumahnya. Hitung-hitung pakaian Haechan akan disimpan di sana, siapa tahu ada sesuatu mendesak lagi hingga mengharuskan mereka menginap.
"Aigoo, anak-anakku. Udah lama sejak kalian ke rumah sama cucu mama. Kalian sehat semua kan? Loh, cucu mama mana?"
Haechan mengulum senyum setelah berpelukan dengan sang calon mertua. Sementara Jeno memberitahu apa yang sudah terjadi pada Woojin.
"Aduh, nak Haechan. Maaf kalo mama bikin kamu sedih," kata Mama Lee seraya mengusap pundak Haechan.
"Enggak apa-apa, tante. Udah lama juga kok."
Mama Lee mengangguk. Meskipun ia sedih dengar kabar Woojin yang pulang, tapi dia tahu Jeno dan Haechan yang pastinya lebih sedih.
"Panggil mama aja, nak," kata Mama Lee. "Kamu ini udah jadi pacar Jeno, masih aja manggil tante."
Haechan menggaruk tengkuknya. Agaknya ia canggung memanggil mama pada orang yang bukan mamanya.
"Nanti jadi mama mertua juga, harus dibiasain dari sekarang," imbuh Mama Lee membuat Haechan lebih malu lagi.
Jeno hanya tersenyum melihat interaksi dua orang itu. Terlebih lagi Haechan tampak cantik jika sedang malu-malu.
"Jeno, anak mama udah diajak makan siang kan? Awas aja ya kalo sampe Haechan belum makan."
"Astaga, ma. Jeno udah ajak makan kok, ya kali Jeno tega biarin Haechan kelaperan."
"Ya udah, sekarang ajak Haechan istirahat dulu. Mama mau siap-siap karena sore ada arisan."
Jeno mengangguk sebelum kemudian bertanya, "Arisannya di sini, ma?"
"Iya," kata Mama Lee sambil mengambil tangan Haechan. "Nanti sore mama kenalin calon mantu mama boleh kan?"
Haechan menatap ke arah Jeno karena dia sendiri tidak tahu harus jawab apa.
"Ma, Jeno sama Haechan kan dateng ke sini buat sembunyi gara-gara berita pacaran. Kalo Haechan dikenalin, apa gak bikin ketauan? Nanti aja ya kenalinnya?"
Haechan tersenyum canggung, dia tidak enak jika membuat mamanya Jeno sedih.
"Mama lupa," kekeh Mama Lee. "Kalo gitu kalian ke kamar aja sana, istirahat."
🐶🐻
Setelah makan malam bersama keluarga Jeno, kini Haechan sudah berada di kamar sementara Jeno masih membahas sesuatu yang penting dengan Papa Lee. Sepertinya amat sangat penting karena ini sudah lewat dari satu jam.
Cklek
"Sayang, kamu nunggu lama ya?"
Jeno memeluk Haechan yang sedang berdiri di balkon kamarnya. Mereka sudah berencana untuk minum-minum malam ini, tapi karena urusan penting, Jeno jadi terlambat satu jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanfictionBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...