Setelah kejadian hari itu, Haechan dan Doyoung kembali berbaikan karena jadwal promosi mereka. Keduanya sudah saling minta maaf, saat itu emosi memang sedang puncak-puncaknya hingga mereka mengeluarkan kekesalan masing-masing. Layaknya keluarga, yang bertengkar pasti akan berbaikan dan berdamai.
"Waktunya makan, Haechan. Kali ini lo lagi yang nentuin mau makan apa dan di mana."
Doyoung lagi-lagi menjadi pengingat Haechan untuk makan. Sudah diamanahkan oleh Jeno, jadi harus dilakukan terus walaupun Haechan sudah bosan mendengarnya.
"Kimㅡ"
"No more kimchi jjigae! Yang lain!" titah Mark sebelum Haechan meneruskan ucapannya.
Jika Haechan bosan mendapat pengingat dari Doyoung, maka Mark juga bosan memakan kimchi jjigae kesukaan Haechan.
"Ya udah, lo mau apa?" tawar Haechan.
"Apa aja asal gak kimchi jjigae, jebal."
Hyungdeul hanya tertawa melihat betapa putus asanya Mark. Keberadaan dua orang itu membuat suasana asrama Ilichil lebih ceria juga ramai, berbanding terbalik saat mereka sibuk dengan Dream.
"Udah, biar gue yang nentuin makan." Taeyong si leader pusat membuka suara sambil mengeluarkan ponselnya untuk mencari makanan pesan antar. Mereka malas keluar asrama.
"Sambil nunggu makanan, kita bersih-bersih dulu."
"Oke!"
Haechan beranjak ke kamar dan membanting tubuhnya ke kasur. Kamar mandi sedang digunakan Jaehyun, jadi dia bisa berleha-leha sejenak.
Merasa tak mengantuk, Haechan membuka bubble untuk berkomunikasi dengan penggemar. Mereka sangat antusias dengan comeback Ilichil. Banyak yang sudah menantikan jadwal konser Ilichil dan bersiap untuk war tiket. Padahal agensi mereka saja belum membahas tentang hal itu.
'Chan-ah, unggah selca kau dan Jeno dong~'
'Dua bulan lebih Nohyuckist belum ada konsumsi dari pusat. Kemana nih kalian? Pacarannya tertutup sekali.'
'Kalian kencan di mana sih? Sekelas Dispatch pun tidak pernah lagi mendapat paparazzi kalian.'
'Kasih aku konten Jendong please, kangen banget sama Jendong.'
Haechan tersenyum getir, dia juga merindukan Jeno. Jadwal dengan Ilichil memang mendistraksi pikirannya, tapi di beberapa momen Haechan akan mengingat Jeno. Terlebih saat mendatangi tempat yang dulunya pernah didatangi bersama Jeno. Bahkan sekadar melewatinya pun Haechan akan otomatis mengingat Jeno. Jangan lupa ingatkan Haechan untuk memukul Jeno jika pulang.
"Yak, Haechan!"
"Eh, udah selesai, hyung?"
Haechan beranjak setelah menemukan Jaehyun berdiri di depan kamar mandi. Buru-buru Haechan mengambil handuk dan melewati Jaehyun. Membuat lelaki berlesung pipi itu menatap aneh.
🐶🐻
Di tempat yang jauh dari Haechan berada, seorang lelaki tampan sedang merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Beberapa minggu ini pekerjaan terus menghantui dirinya sampai dia tak bisa istirahat dengan benar. Melakukan rapat dengan pemegang saham, mengawasi karyawan perusahaan, mengunjungi orang-orang penting, dan masih banyak lagi pekerjaan yang membuat hari-hari lelaki itu dipenuhi kesibukan. Oh, jangan lupakan juga kesibukan di rumah yang menuntutnya untuk merawat Woojin.
"Ayah capek ya?"
Lelaki yang dipanggil ayah itu hanya menyunggingkan senyum. Membuat Woojin heran karena pertanyaannya tak dijawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanficBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...