Tidak sesuai dugaan, Jeno sama sekali tidak menjemput Haechan ke rumahnya. Sudah dua hari, bahkan Haechan hanya mendapat pesan singkat dari kekasihnya itu. Jeno menyuruh Haechan tinggal di rumah dan beristirahat dengan cukup, serta tidak usah mengkhawatirkan dirinya. Haechan jadi kesal dan cemas sendiri, apa benar Jeno memiliki orang lain?
"Jeno ke mana ya?"
Haechan menatap layar ponsel yang menampilkan roomchat-nya dengan Jeno. Sejak Jeno mengiriminya pesan dan Haechan membalas, tidak ada lagi balasan dari Jeno. Bahkan ditelaah pun belum ada tanda-tanda Jeno akan membaca pesannya.
"Kangen Jeno.."
Hatinya labil.
Kemarin dia sempat mencak-mencak karena Jeno tak ada kabar. Sempat juga termenung dan menangis karena memikirkan Jeno berselingkuh. Dan hari ini, Haechan merindukan kekasihnya. Haruskah dia kembali ke asrama dan menemui Jeno? Haruskah?
Cklek
"Oppa, buruan keluar! Daritadi dipanggilin mama juga. Ngerem di kamar mulu dah kayak perawan."
Haechan mendelik pada adik perempuannya. Bisa-bisanya ngomong tanpa filter. Tapi dia memang udah gak perawan sih, kan udah dibobol Jeno.
Ah, kan. Jeno lagi.
"Kangeenn! Huaaa, mamaa!"
"Dih, buruaann! Malah tantrum."
Haechan membiarkan sang adik keluar lebih dulu, sementara dia termenung memandangi langit-langit kamar. Haechan lupa, ini rumah orang tuanya dan bukan asrama. Harusnya Haechan pakai mode Donghyuck sekarang.
Setelah berdiam beberapa saat, Haechan pun keluar dari kamarnya. Dia menuju dapur untuk makan siang, hanya ada mama dan sang adik perempuan. Dua adik laki-lakinya masih sekolah sementara sang papa masih bekerja.
"Hyuckie, ayo makan. Mama udah bikin kimchi jjigae kesukaan kamu."
Haechan mengangguk, dia mengambil tempat duduk di depan adik perempuannya.
Selepas makan siang, Haechan memutuskan berbincang sejenak dengan mamanya. Haechan adalah anak pertama yang sering jadi sandaran sang mama, begitu pun sebaliknya, Haechan akan berkeluh kesah pada wanita itu jika sedang kesulitan.
"Ma?"
Haechan bersandar di sofa ruang keluarga, dengan sang mama duduk di sebelahnya.
"Lagi ada masalah ya?"
"Jeno.."
Wanita itu menyunggingkan senyum, semua orang di rumah ini sudah tau tentang hubungan Haechan dan Jeno. Di awali dari adik perempuan Haechan, yang mengetahui dari media sosial, kemudian diberitakan pada papa dan mamanya.
Kemarin pun Haechan sudah menceritakan langsung perihal hubungannya. Bersyukur sang papa dan mama tidak melarang. Entah Haechan akan bagaimana jika mereka melarangnya berhubungan dengan Jeno. Mungkin Haechan akan menggila.
"Kenapa sama Jeno? Lagi berantem?"
"Gak tau.. dia gak ada kabar sama sekali. Nyebelin banget, ma! Hyuck mau nangis rasanya."
"Lagi sibuk kali?"
"Seandainya Jeno selㅡ"
"Cielah, konsultasi soal pacar. Mau ikutan dong!"
"Yak, Lee Seungyeon!"
Lee Seungyeon, adik perempuan Haechan. Si paling ngerecokin Haechan kalau di rumah. Paling sering ngajak bertengkar. Paling berisik. Paling bawel. Apalagi kalau bahas Mark. Ya, Mark adalah tipe adiknya. Bahkan sampai minta Haechan comblangkan Mark dengannya. Tapi mana mungkin Haechan terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanfictionBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...