Lee Jeno, kapten NCT DREAM. Pandai berolahraga, memiliki otak yang encer, dan salah satu visual di grupnya. Dia dikenal sebagai member yang memiliki love language berupa act of service. Sifatnya yang tsundere membuat Jeno terlihat pendiam dan cuek, padahal dia orang yang sangat peduli dengan sekitarnya.
Jeno bersahabat erat dengan Jaemin sejak jaman Rookies, keduanya seringkali disebut kembar karena eksistensi mereka yang selalu bersama. Di mana ada Jeno, di situ ada Jaemin. Jeno adalah orang yang sangat menghargai member lain, terutama Jaemin. Intinya, ketika ada orang yang dekat dengan Jeno, dia akan amat sangat menjaga hubungan mereka. Sebisa mungkin Jeno tidak akan merusak hubungan itu karena kebodohan dan kelalaiannya.
"Jen, belum mandi lo?"
Jeno menutup buku yang tengah dibaca ketika telinganya menangkap suara Jaemin. Ah iya, Jeno sangat suka membaca. Buku yang sedang dibacanya kali ini berjudul Dead Poets Society yang ditulis oleh N.H. Kleinbaum.
"Eh, udah siang ternyata," balas Jeno seraya meletakkan kaca mata khusus membaca.
"Keasikan baca buku, njir, padahal gue udah ngingetin dari 30 menit yang lalu."
"Tiada hari tanpa membaca."
Jaemin mendengus. Padahal sebetulnya yang lebih benar itu tiada hari tanpa bermain game online bagi Jeno. Ya, sudah bukan rahasia lagi jika Jeno sangat kecanduan dengan game online. Hampir setiap malam lelaki itu mabar dengan Haechan, Jaehyun, dan member lainnya yang juga gemar game online. Namun anehnya Jaemin akan melihat Jeno berkutat dengan buku bacaan ketika pagi tiba. Dilanjut dengan pekerjaan mereka siang harinya.
Work life balance kalau kata Jeno.
"Buruan mandi, gue mau lanjut nyiapin sarapan. Anak-anak udah pada nunggu di meja makan."
Jeno mengangguk seraya menatap Jaemin yang keluar dari kamar mereka. Oh, di asrama dreamies, Jeno memang satu kamar dengan Jaemin. Tapi cukup fleksibel, siapa yang mau bertukar kamar diperbolehkan. Misalnya Jisung yang tiba-tiba masuk ke selimut Jeno atau Jaemin kala sang maknae bermimpi buruk.
🐶🐻
"Perjaka baru keluar kamar," celetuk Renjun seraya membantu Jaemin menyiapkan sarapan.
Jeno yang tersindir pun terkekeh. Kemudian dia duduk di sebelah Jisung yang sudah tidak siap untuk menyantap sarapan.
"Hyung, hyung! Gue baru inget, Chenle katanya bakal nginep di asrama soalnya baba sama mama Lily pulang ke China." Jisung bersuara sebelum mereka memulai sarapan.
"Bagus deh, biar ada yang bantu masak juga selain gue," kata Jaemin, membuat Renjun mendelik tidak suka.
Tuk
"Gue juga suka gantian masak ya!" omel Renjun setelah memukul kepala Jaemin dengan sendoknya. Meskipun masaknya memang tidak sesering Jaemin. Lebih tepatnya kalau sedang mood saja.
"Sendok itu buat makan, Renjun."
Renjun tidak menghiraukan, dia segera melahap sarapannya, mengikuti Jeno dan Jisung yang sudah melakukan sedari tadi.
Jeno tertawa dalam hati, sikap Jaemin benar-benar seperti ibu bagi Dreamies. Kadang kala Renjun yang menjadi sosok ibu, hanya ketika lelaki rubah itu mengomel persis seperti ibu garang.
Ssttt.
Jangan cepu ke Renjun, nanti Jeno bisa-bisa diceramahi karena memanggilnya ibu garang.
"Selamat pagi!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanficBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...