4. That Child

2.5K 215 4
                                    

Don't forget to vomment
•••

Jeno tidak tega melihat tatapan memohon yang ditunjukkan Haechan. Tidak pernah Jeno melihat Haechan yang sekalut ini.

"Jenㅡ"

"Iya, Haechan, iya. Gue cari Woojin buat lo sekarang."

Jeno beranjak dari ruangan Haechan, sebelum dirinya pergi mencari anak bernama Woojin, Jeno terlebih dulu meminta tolong Jaemin untuk menemani Haechan.

Sekarang di sinilah Jeno, berjalan secepat mungkin seraya berteriak memanggil nama anak yang Haechan maksud.

"Woojin!"

"Woojin!"

Jeno menyusuri rumah sakit secara acak, berharap menemukan anak yang dicarinya. Walaupun di sepanjang jalan dirinya menjadi bahan tontonan orang lain.

Jeno tersenyum simpul, dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya dirinya cari? Lee Woojin anaknya dengan Haechan? Konyol, bahkan Jeno tidak tahu mukanya seperti apa. Jeno pun tidak ingat pernah berbuat itu dengan Haechan. Jadi bagaimana bisa dirinya tiba-tiba memiliki anak?

Tidak tahu saja, ketika Jeno nantinya bertemu Woojin, semua akan terasa nyata untuknya.

Sejenak Jeno beristirahat, berdiam diri di depan ruangan yang ternyata ruang jenazah. Pantas saja lorong itu sepi dan hawanya terasa aneh. Sudah sejauh itu dia mencari.

"Lee Woojin, kamu di mana? Papa Haechan nyariin," ujar Jeno seraya berbalik badan.

Satu langkah, dua langkah, hingga langkah yang ketiga, Jeno mendongak. Matanya mendapati seorang anak kecil yang berdiri tidak jauh di depan sana. Anak itu menatapnya dengan mata yang membendung cairan bening.

"Lee Woojin?" tanya Jeno. Seketika dirinya ingat dengan anak yang dia temui di perusahaan saat itu. Ternyata selama ini Jeno mencari Woojin? Anak yang sama dengan yang Haechan cari saat ini.

"A-a-ayah."

Jeno mengerutkan keningnya, dia salah dengar atau tidak sih kalau anak itu memanggilnya ayah dengan terbata-bata?

"A-ayah!"

Kali ini Jeno mendengar dengan jelas. Walaupun sedikit terkejut, Jeno memilih diam di posisinya, dia tidak melangkah maju ataupun mundur.

Lagi-lagi Jeno teringat dengan ucapan Jaemin. Tentang anak yang menduplikat sifat orang tuanya.

Saat ini Jeno menatap Woojin yang tiba-tiba tersenyum. Anak itu ingin menunjukkan bukti bahwa dia adalah benar anaknya.

Dengan sedikit berlari, Jeno menghampiri Woojin dan membawanya ke dalam pelukan hangat. Dia menerima Lee Woojin tanpa syarat. Meskipun banyak pertanyaan yang belum terjawab di benaknya.

"Anak ayah kenapa nangis?" Jeno mengusap punggung Woojin yang bergetar, anak itu kembali menangis.

Jeno pun menggendong sang anak, mereka berpindah tempat ke kafetaria rumah sakit, dia membelikan sebotol air mineral untuk Woojin.

"A-akuㅡ"

"Ssttt. Minum dulu yang bener."

Woojin meneguk air pemberian Jeno hingga tenggorokannya tidak terasa kering.

"Sekarang cerita, ada apa?" Jeno bertanya dengan lembut. Entahlah, tiba-tiba dia berperan menjadi ayah yang betulan ayah.

"Ayah udah nerima aku?"

Jeno mengangguk dengan mantap. "Dari awal, sejak liat kamu di perusahaan waktu itu. Ayah gak pernah bisa lupain kamu. Ternyata ikatan batin orang tua dan anak sebesar itu ya."

Are We Gay? || NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang