Haechan beranjak mencari Jeno yang tidak ada di kamar. Sakit di bokongnya pun sudah mulai berkurang, terima kasih pada mama Jeno.
Senyumannya terbit melihat Jeno duduk sendirian di sofa dengan beberapa camilan dan televisi yang menyala. Haechan memeluk leher Jeno dari belakang. Haechan beri banyak kecupan di kepala Jeno. Tangannya memainkan rahang Jeno yang tegas dan tirus. Sempurna.
"Sayang." Jeno mendongak menatap wajah Haechan yang menunduk.
Satu kecupan Haechan beri di bibir tipis Jeno. Haechan menahannya tanpa lumatan. "Ganteng banget pacar aku."
Kekehan muncul dari Jeno, meraih tengkuk Haechan dan mengelusnya. "Pacarku juga cantik banget. Padahal baru bangun tidur."
Jeno menarik Haechan duduk di sebelahnya. Membawa si cantik ke dalam rangkulan sambil memberikan camilan kesukaan Haechan.
"Ih, chocobi! Makasih, Jeno!"
"Sama-sama, cantik." Jeno membiarkan Haechan makan sementara dirinya kembali menonton.
"Papa dan mama kamu mana?"
"Dinner sama rekan kerja papa. Oh iya, kita belum makan malem. Mau masak atau delivery?"
"Mau makan kamu aja boleh gak?" Haechan menyengir sambil mengunyah chocobi.
"Yang bener, mau apa? Kimchi jjigae oke gak?"
Haechan mengangguk. "Boleh, Jeno sayangku. Apa aja boleh."
Jeno mengacungkan jempolnya. "Noted, baby bear!"
Haechan sibuk memperhatikan Jeno yang menatap layar ponselnya untuk memesan makan. Haechan menyandarkan kepalanya di bahu Jeno, menyamankan posisi di sana. Sebenarnya Haechan mendengar obrolan Jeno dan mamanya siang tadi. Ternyata Jeno selalu menjaga dan memastikan Haechan aman juga nyaman. Baiklah, Haechan tidak akan lagi memaksakan kehendak.
"Sayang Jeno banyak-banyak!"
Sang dominan terkekeh tiba-tiba saja Haechan mengungkapkan sayang. "Aku juga sayang kamu banyak-banyak!"
🐶🐻
Setelah lima hari menginap di Gyeonggi-do, Jeno kembali membawa Haechan pulang ke asrama. Beruntung para wartawan tidak sebanyak di awal berita dating itu muncul, sehingga mereka bisa melewati dengan aman tanpa ketahuan.
"Jen, bayangin kalo kita ke-gap ciuman di basemen."
"Tiba-tiba banget kepikiran ke sana?" Jeno menjawil gemas hidung si cantik. Mereka sudah di lift menuju lantai asrama Dreamies berada.
Haechan terkekeh iseng. Anyways, mereka sudah mengklarifikasi berita dating itu benar pada agensi. Namun agensi memilih menutupi dan belum berniat mengekespos itu ke media. Meski begitu, agensi mereka tidak melarang hubungan keduanya dengan beberapa syarat, salah satunya tidak boleh mencampur urusan pribadi dan kerjaan selama kontrak masih berlangsung. Ke depannya terserah pada Jeno dan Haechan ingin bagaimana.
"Annyeong, chingudeul!"
"Aakk! Jeno hyung!"
Pekikan Chenle dengan memanggil nama Jeno membuat Haechan merengut. Perasaan Haechan yang menyapa mereka, kenapa Jeno yang disambut si bayi lumba-lumba itu?
"Gue bilang juga apa, Chan," kata Jaemin. "Gak ada gunanya ngebesarin anak."
"Ya kalo Haechan emak gue, berarti Jeno bapak gue lah," sahut Chenle ketus. Sirik sekali Jaemin itu.
Fokus Chenle kembali ke Jeno yang kini sudah duduk di sebelah Mark. Ah.. membicarakan Mark sedikit membuat Chenle segan sekarang.
"Hyung, lama banget sih nginepnya? Kirain sehari dua hari doang loh. Ngapain aja emang sampe betah banget di rumah mulu."
![](https://img.wattpad.com/cover/368588427-288-k157423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
Fiksi PenggemarBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...