Vote and comment juseyo 🌱
•••Hari ini Haechan menepati janjinya untuk membuat banyak kenangan saat mereka tidak ada jadwal. Kini Haechan tengah bersiap, memasukkan beberapa pakaiannya, pakaian Jeno, dan juga pakaian Woojin ke dalam tas. Haechan pun menyiapkan beberapa perlengkapan untuk mereka nanti.
"Lagi apa, sayang?"
Pergerakan Haechan terhenti saat Jeno memeluknya dari belakang. Omong-omong, Haechan memang belum berbicara dengan kekasihnya tentang dia yang akan membawa mereka jalan-jalan hari ini.
Haechan berbalik, mengecup kilas bibir tipis milik Jeno. "Ayo siap-siap, kita staycation."
Jeno tersenyum dan mengangguk kemudian. Dalam hatinya, Jeno senang mengetahui Haechan mengajak mereka berlibur. "I love you, bear."
"Love you too," balas Haechan. "Gih mandi! Jangan lupa mandiin Woojin juga ya."
"Laksanakan, papa!"
Haechan terkekeh. Dia membiarkan Jeno menghampiri Woojin, sementara Haechan kembali menata pakaian. Setelah itu, Haechan keluar dari kamar, berniat ingin membuatkan sarapan untuk Dreamies. Namun, langkahnya terhenti saat bibi baru selesai menata makanan di meja makan.
"Pagi, tuan Haechan."
"Pagi. Terima kasih atas sarapannya, bi." Haechan tersenyum dan pergi untuk memanggil teman-temannya.
Tok tok
"Jaem, Jun, sarapan udah siap!" teriak Haechan lalu beranjak mengetuk pintu paling ujung. "Chenle, Jisung. Bangun, sarapan!"
Cklek
"Lah, lah. Lo kok keluar dari kamar maknae?" Haechan bertanya dengan kerutan di dahi saat Jaemin keluar dengan wajah setengah mengantuk.
"Iya, gue tidur di sini semalem," kata Jaemin. "Lo nyiapin sarapan kah?"
Haechan menggeleng. "Bibi. Kayaknya Chenle yang manggil. Anaknya tidur lagi?"
"Enggak ada, gue sendirian di kamar. Kirain Chenle udah keluar." Jaemin beranjak ke dapur untuk mengambil minum.
Di waktu yang sama, Renjun dan Jisung keluar dari kamar tengah. Kondisi keduanya lebih segar dibandingkan Jaemin. Sepertinya mereka tidur nyenyak semalaman.
"Bau. Lo pada belum mandi ya?" ejek Haechan.
"Enak aja," dengus Renjun. "Gue udah mandi, si Jisung aja noh yang males mandi."
Jisung mencium pakaiannya. "Enggak bau ya, hyung!"
Haechan tertawa, padahal dia hanya bercanda mengatai mereka bau. "Sarapan dulu sana."
Jisung mengangguk dan pergi ke dapur. Sementara Renjun masih berdiam diri di hadapan Haechan.
"Ada yang mau lo omongin, Jun?"
Renjun tersenyum tipis. "Gue bangga sama lo, Chan. Semenjak Jeno dan Woojin hadir, lo jadi sedikit lebih dewasa."
"Karena sekarang gue ngerasa ngadepin dua bayi. Sikap Jeno makin clingy setelah pacaran sama gue. Mungkin itu yang bikin gue semakin hari semakin dewasa? Enggak tau juga lah."
"Gue amat sangat seneng karena lo keliatan lebih bahagia juga. Hope you'll always be happy, Chan." Renjun mengusap kepala Haechan dengan sayang, layaknya kakak pada adik.
"I will. Mereka adalah sumber bahagia gue. I hope you'll find your happiness too, Renjun."
Renjun mengangguk. Setelahnya mereka beriringan berjalan menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Gay? || Nohyuck
FanfictionBxB | mpreg | fiksi, fiksi, fiksi | idol life | harsh words | 18+ | cr on pinterest Nohyuck slight Jaemle ㅡ Haechan menemukan anak laki-laki berusia 5 tahun di depan asrama ilichil dengan sepucuk surat. Anak itu memanggil Haechan dengan sebutan papa...