·٠•● ஜ 𝔯𝔞𝔰𝔞 𝔰𝔞𝔨𝔦𝔱

118 13 3
                                    

Pikiran Atsumu buntu. Selanjutnya ia memeriksa kembali setiap sudut apartemen demi mencari keberadaan Shoyo--meski itu sia-sia karena sudah sangat jelas bahwa Shoyo tidak ada disana. Dan ya, hasilnya nihil. Shoyo tidak ada di tempat.

Bahkan melupakan rasa lapar pada perutnya yang minta diisi, Atsumu kembali memakai mantelnya. Masa bodoh dengan penampilannya yang tampak sedikit urakan. Ia keluar meninggalkan apartemen dan berlari kecil menuju lift.

Atsumu sedikit merapikan rambut pirang keemasannya menggunakan jemari tangan. Wajahnya selalu menampilkan raut khawatir jika itu tentang Shoyo. Meski ia seharusnya mengkhawatirkan nasib usahanya setelah Suguru mencuri uangnya. Tapi itu tidak berlaku bagi Atsumu jika sudah menyangkut Shoyo. Atsumu seakan melupakannya begitu saja.

Atsumu akan mencari Shoyo. Apapun yang terjadi pokoknya Shoyo harus pulang saat ini juga.

Atsumu sudah dekat menuju lift dan akan masuk ke dalamnya. Namun aksinya terhenti setelah pintu lift tersebut terbuka dan menampilkan sosok yang selama ini ia cari.

Atsumu berdiri diam menatap sosok tersebut yang masih dalam lift. Tak lama berselang sosok itu kemudian keluar dari lift dan Atsumu segera menahan lengan kecil pemuda tersebut.

"Darimana?"

***

Shoyo membatu di tempat. Setelah mendengar apa yang mantan setternya tanyakan, ia ingin langsung menjawab itu namun entah kenapa lidahnya terasa kelu.

"Kau masih menyukaiku, Hinata?"

Di tataplah manik raven si mantan setter tersebut. Wajah datar serta tatapan mengintimidasi yang khas dari orang ini. Membuat gugup Shoyo hanya dengan melihat kedua bola matanya.

"A-a-ku..."

Tobio terus memandangi Shoyo di jarak yang sangat dekat. Bahkan semakin mendekatkan dirinya kepada pria jingga tersebut. Yang tak ia ketahui jika tindakannya itu sangat tidak baik untuk jantung Shoyo.

Tobio dengan setia menunggu jawaban dari si lawan bicara. Setidaknya ada satu atau dua patah kata keluar dari mulut mungil itu. Ya atau tidak, hanya itu yang ingin Tobio dengar. Apakah pria yang sempat menyatakan perasaannya dulu ini masih menyimpan rasa yang sama setelah 7 tahun lamanya berpisah?

Beberapa detik berlalu, nampaknya Shoyo tidak memiliki keinginan untuk menjawab pertanyaan singkatnya. Kepala Shoyo bahkan menunduk tidak berani melihat wajah Tobio. Helaan nafas kasar terdengar setelahnya, kemudian Tobio menjauh dari Shoyo dan tanpa menoleh ke pemuda itu, Tobio berkata,

"Lupakan pertanyaanku barusan. Maaf sudah berkata yang aneh-aneh."

Lalu Tobio pun melangkah pergi meninggalkan Shoyo. Tanpa menoleh ke pria itu lagi, dan entah kenapa hatinya sedikit kecewa karenanya. Yang langsung Tobio tepis perasaan tersebut saat itu juga.

Kedua manik Shoyo melebar. Bibirnya masih terkatup rapat. Ia pandangi tubuh tinggi Tobio si mantan setter yang tengah berjalan. Tiga detik kemudian mulut Shoyo berteriak sangat kencang. Memberikan jawaban yang tidak Tobio duga. Yang membuat Tobio berhenti dengan mutlak saat itu juga.

"Ya, aku memang masih menyukaimu! Sampai kapanpun aku akan terus menyukaimu!"

Deg!

Jantung Tobio seperti akan mencelos keluar dari tempatnya. Ia kemudian menoleh ke belakang bersama dengan kedua manik raven yang membulat sempurna.

Ia.. Tidak salah dengar kan? Shoyo.. Dia masih menyukainya? Setelah 7 tahun tidak bertemu?

Tobio mendekatkan kembali dirinya pada Shoyo. Menatap dalam-dalam si jingga.

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang