"Tidak boleh hujan-hujanan nanti kamu sakit."
Kepala Shoyo mengembul dari dalam dekapan dada bidang Atsumu. Ia mendongak melihat wajah pria itu.
"At-Atsumu...san?"
Ucap Shoyo sedikit tergagap. Lebih tepatnya, ia belum bisa mencerna apa yang terjadi padanya. Beberapa detik lalu Tobio baru saja ada di hadapannya namun berakhir pergi meninggalkan Shoyo sendirian. Dan sekarang, Atsumu muncul tiba-tiba kemudian memeluknya. Sebuah kebetulan atau memang sengaja pria ini datang kesini.
"Atsumu--"
"Aku mengikutimu." Potong Atsumu. Seakan mengetahui apa yang akan Shoyo tanyakan.
"Tapi... Kenapa?"
"Simpel. Aku lakukan ini karena kau tidak memberitahuku. Menyadarimu pergi ke Tokyo sendirian membuatku khawatir."
Atsumu mengusap wajah Shoyo yang basah akibat terkena air hujan sedikit demi sedikit. Satu matanya sesekali menutup ketika tangan Atsumu mengusap pelupuk matanya. Hingga wajah manis itu kini kering sempurna.
"Tanganmu.. Besar sekali.." ucap Shoyo dengan suara lembut. Atsumu berhenti, merasakan detak jantungnya sudah mulai tidak karuan. Memang benar, bahkan tangan Atsumu mampu menangkup wajah Shoyo dalam satu genggaman.
Shoyo kembali membenamkan wajahnya di dada Atsumu. Dan hal tersebut disambut baik oleh si pemilik. Mengelus rambut jingga Shoyo agar bisa memberikan kenyamanan pada si surai jingga.
Shoyo merasa ia tidak memiliki semangat hidup. Wajahnya tampak kosong. Namun saat ia berada dalam dekapan Atsumu, Shoyo dapat mendengar detak jantung Atsumu yang berpacu sangat cepat.
"Aku bisa mendengarnya." Shoyo mendongakkan kepalanya lagi. "Detak jantungmu cepat sekali."
"Ini.. Bukan apa-apa.. Jika aku tidak memiliki detak jantung artinya aku mati, bukan?"
"Tapi ini berbeda."
Shoyo meletakkan telinga di dada si pria Miya. Membuat Atsumu merutuki dirinya karena perlakuan Shoyo yang sukses memberikan adrenalin lebih pada jantungnya.
"Atsumu-san.. Kau baik-baik saja?"
"I-ya.. Ya.. Aku baik-baik saja.."
Shoyo menyaksikan pipi dari atasannya itu mengeluarkan rona merah. Itu terjadi juga padanya ketika ia berduaan dengan Tobio.
"Pipimu--"
"Ayo pulang, Shoyo." Atsumu menarik tangan Shoyo. Menjauhkan Shoyo dari pertanyaan yang mungkin akan membuat pikirannya tak jernih.
"Tapi.. Yamaguchi.."
Shoyo menatap kantong kreseknya, namun semua makanan yang akan ia berikan kepada Yamaguchi itu telah basah tergenang air.
"Kita bisa datang lagi lain kali."
Atsumu menarik kembali tangan Shoyo. Tak mengindahkan tatapan dari Shoyo yang penuh tanda tanya. Deg deg deg deg deg! lihatlah bagaimana pipi Miya Atsumu yang sekarang sudah memerah sempurna seperti stroberi siap panen. Dan detak jantung yang dibawah kendalinya. Atsumu merasakan libido nya naik hanya gara-gara hembusan hangat nafas Shoyo pada dadanya, atau tubuh kecilnya yang tenggelam dengan pasrah dalam pelukannya.
Untunglah ia bisa menahan diri dengan tidak menerkam laki-laki tak berdaya itu.
Aku memang mengerikan.
Sepertinya sebutan cabul yang Osamu berikan padanya memanglah benar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • Kagehinaatsu
Fanfiction༺✮•°◤ 𝙃𝙞𝙣𝙖𝙩𝙖 𝙎𝙝𝙤𝙮𝙤 terjebak dalam kisah cinta segitiga. Dia menyukai 𝙆𝙖𝙜𝙚𝙮𝙖𝙢𝙖 𝙏𝙤𝙗𝙞𝙤, tapi si pirang 𝙈𝙞𝙮𝙖 𝘼𝙩𝙨𝙪𝙢𝙪 terus-terusan ngejar dia. 𝙎𝙝𝙤𝙮𝙤 capek, dia harus milih yang mana? Hng, 𝐁𝐱𝐁 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭.