·٠•● ஜ 𝔗𝔢𝔯𝔩𝔲𝔨𝔞

107 10 17
                                    

Meladeni Rin atau mengejar Tobio?

"Maaf, Rin-san. Ini semua tentang dia."

Keputusan akhir telah dipilih. Shoyo memilih mengejar Tobio. Menyadari jika pria itu belum pergi terlalu jauh, lantas Shoyo berlari meninggalkan cafe menyusulnya.

Rin mendecih kesal. Satu tangannya menopang dagu menyaksikan perawakan kecil Shoyo yang sedang berlari menjauh.

"Kageyama! Kageyama!"

Langkah Tobio terlalu cepat untuk dikejarnya. Mungkin karena perbedaan tinggi mereka sehingga membuat kaki jenjang Tobio memudahkannya berjalan lebih cepat.

"Kageyama!"

Seruan melengking dari Shoyo yang berulang kali memanggil nama belakangnya. Sebenarnya Tobio mendengar semua itu. Namun entahlah, Tobio tidak mau peduli. Kakinya terus melangkah membiarkan si jingga melakukan kegiatannya sampai ia lelah sendiri.

"Tunggu--"

Sedikit lagi, sedikit lagi Shoyo bisa menggapai punggung lebar pria kelam itu. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi. Ketika gerombolan manusia dari seberang jalan yang baru saja menyebrangi zebra cross tiba-tiba menghalangi pandangannya. Tubuh kecil Shoyo tenggelam di dalam kerumunan tersebut.

Sesak. Nafasnya tersenggal. Tubuhnya benar-benar sudah dikerumuni dan pasokan udara di paru-parunya mulai terasa menipis.

"Ahh.."

Shoyo mengutuk dalam hati, sampai kapan ini berakhir? Bahkan tak sedikit dari mereka yang menyenggol tubuhnya berkali-kali. Shoyo masih bisa melihat dengan samar sosok Tobio yang saat ini sudah mulai menjauh pergi.

"Permisi, maaf!"

Sial, kalau begini keadaannya Shoyo bisa kehilangan Tobio.

"Ughh..!"

Bruk!

Beberapa orang bertubuh tinggi besar tak sengaja menabraknya hingga membuatnya terjengkang ke belakang. Orang-orang yang berlalu lalang itu perlahan mulai menjauh dan akhirnya menghilang. Begitu pun dengan Tobio yang sudah tidak terlihat lagi keberadaannya.

Jalanan tersebut kini kosong.

"Uhh.." Shoyo sedikit mengeluarkan ringisan pelan. Setelah dirasa kakinya terkilir akibat terjatuh tadi.

"Oi, siapa disana?!"

Kepala Shoyo menoleh. Disamping kiri tubuhnya terdapat sebuah gang kecil yang sangat gelap. Oh, Shoyo baru menyadarinya. Di siang hari gang kecil ini terlihat biasa-biasa saja. Namun akan berbeda ketika malam hari. Gang ini jadi terlihat menyeramkan.

Setelah mendengar suara berat tadi, munculah seorang pria bertubuh tinggi besar menghampirinya. Bukan hanya satu, melainkan ada tiga. Satu dari mereka berkepala botak dan memiliki tato serigala terukir di lengan kanannya.

Mereka bertiga sangat asing di mata Shoyo. Shoyo tidak tahu mereka siapa.

"Ternyata cuma bocah laki-laki."

Ucap seorang pria yang terlihat lebih muda dari dua pria lainnya. Orang itu juga memakai seragam sekolah. Tunggu, dia anak SMA?

"Sadar diri, kau juga bocah!" timpal pria ketiga. Pria tinggi kurus yang rambutnya di semir warna silver.

"Lihat dia, bukankah dia sangat manis." pria seragam sekolah menjilat sudut bibirnya setelah menghisap satu batang rokok dan membuang asap menyebalkan itu ke udara.

Pria rambut silver mengedikkan bahu. "Aku bukan gay."

"Jangan munafik. Kuyakin junior mu sudah berkedut dibawah sana. Tidak sabar ingin segera memasuki lubang senggama bocah ini." pria tinggi besar yang Shoyo lihat pertama kali di awal itu tertawa mengejek si rambut silver.

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang