·٠•● ஜ 𝔟𝔢𝔯𝔲𝔟𝔞𝔥

105 10 53
                                    

"K-Ka-Kageyama.?"

Posisi Shoyo sudah terlentang sempurna di atas sofa. Ah.. Lagi-lagi ia merasa nostalgia untuk yang kedua kalinya. Kedua tangannya di tahan di atas kepala. Menandakan bahwa pria yang menjadi dominannya telah mengunci pergerakannya.

"Kageyama? Akhir-akhir ini kau jadi aneh,"

"Aku tidak." jawab pria itu tegas. "Hanya sedikit lelah."

Shoyo mengerutkan kening. Namun setelahnya berubah menjadi tegang saat jemari Tobio menyelinap masuk ke balik baju yang ia kenakan. Shoyo bisa merasakan kulit dingin Tobio yang bersentuhan langsung dengan kulitnya.

"Kageyama.. Lepaskan aku!"

Manik Shoyo menatap lawan bicaranya. Namun yang ditatap hanya berekspresi datar, membuatnya tidak bisa membaca raut wajah si pria bermarga Kageyama.

Tobio menghirup dalam-dalam ceruk leher Shoyo yang selalu membuat siapapun candu. Ahh.. Bahkan untuk seorang Tobio yang notabene ingin menjauh darinya, bisa runtuh begitu saja hanya dengan menghirup aromanya. Melupakan tujuan awalnya, bahwa ia ingin menjauhi Shoyo.

Tobio melepaskan tangan si submisive. Menyadari hal itu Shoyo memiliki kesempatan sedikit untuk membela diri. Ia menahan kedua pundak lebar Tobio dengan kedua tangannya. Saat bibir basah pria kelam itu menyapu setiap sudut lehernya tanpa menyisakan apapun.

"Uhhhh... Aghh..."

Nafas Tobio terdengar sangat berat di telinganya. Sontak bulu kuduk Shoyo merinding saat itu. Tenaganya yang tak seberapa masih mencoba menghentikan perbuatan Tobio. Dengan cara mendorongnya agar menjauh.

Selesai dengan leher, Tobio beralih menuju telinga. Meniup bagian sensitif tersebut sambil mengigitnya. Lenguhan kecil keluar dari bibir si pemilik setelah itu.

"Nghh.. Aku mohon.. Hen ..tikan.."

Tobio mengangkat kepala. Menghentikan sejenak aktivitas tersebut untuk menatap wajah dari si submisive.

Wajah memerah sempurna, mata berkaca-kaca, dan anak-anak rambut yang bercampur dengan peluh.

Sangat menggoda.

"Hinata.. Aku tanya sekali lagi, jika aku melakukan ini apa kau akan membenciku? Atau justru malah menyukainya?"

Shoyo tidak menjawab.

"Oh.. Mungkin aku bisa melakukan ini agar kau membenciku dan pergi dari kehidupanku."

Shoyo menggeram. Mana bisa ia membenci orang yang ia cintai. Namun bukan berarti ia menerima dengan senang hati perbuatan Tobio. Bukan, bukan maksudnya begitu. Justru ia tidak suka.

"Atau mungkin, jika kau masih tidak mau membenciku itu artinya kau mau menerima apapun yang kulakukan termasuk ini. Kau tidak bisa menolak kan?"

Air mata Shoyo tumpah membasahi pipinya. Tobio tidak peduli. Ia lanjutkan kembali aktivitasnya.

"Ha... Aku sudah tahu sifatmu, kau akan melakukan apapun demi orang yang kau sukai. Biarpun nantinya kau akan terlihat seperti murahan."

Shoyo kembali menangis sesegukan. Tidak mengerti mengapa ia bisa menyukai orang seperti dia. Orang seperti Kageyama Tobio. Pria kelam tidak berperasaan yang terkadang memiliki mulut setajam pedang.

Shoyo harus menolaknya. Apapun caranya ia harus menolak. Dia akan tetap mencintai Tobio bukan dengan cara seperti ini.

"Ahhh.."

Perbuatan si dominan semakin menjadi-jadi. Ia benar-benar tak memberikan ruang bagi submisiv-nya. Mengunci setiap pergerakan, membatasi semua perlawanan. Hingga membuatnya di dalam kungkungan penuh. Shoyo bagaikan burung dalam sangkar.

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang