·٠•● ஜ 𝔞 𝔫𝔦𝔤𝔥𝔱 𝔦𝔫 𝔏𝔬𝔫𝔡𝔬𝔫

134 10 72
                                    

*Kalau ada typo tandain

***

"Apalagi ketika kami tidur bersama."

Jarak mereka cukup dekat. Bahkan, Atsumu bisa mencium aroma farfum Tobio yang wangi citrus itu. Ia yakin telinganya tidak bermasalah dan tidak salah dengar. Shoyo dan si brengsek ini tidur bersama? Tapi apakah benar? Ini tidak mungkin.

"Apa kau bilang?"

Atsumu bertanya kembali untuk memastikan. Wajahnya tampak datar namun menyimpan banyak amarah di baliknya. Bola mata coklatnya menatap dalam-dalam manik raven Tobio yang kelam seperti malam.

"Aku tidak suka mengulangi." Tobio beringsut menjauhi Atsumu.

"Tapi Hinata sangat imut saat dia tertidur di dalam pelukanku."

Perempatan imajiner terukir di pelipisnya. Selain mempunyai wajah judes ternyata Tobio gemar sekali memancing perkara. Namun tanpa disangka Atsumu sama sekali tidak terpancing. Ia malah menyeringai tipis sambil menaikkan sebelah alis.

"Oh? Mana katanya orang yang tidak peduli itu? Kalau tidak salah aku pernah bertemu orang yang katanya tidak mau hubungannya lebih dari teman." Atsumu sarkastik.

Tobio terdiam sebentar.

"Lalu? Kau siapa?"

"Mungkin untuk sekarang aku bukan siapa-siapa. Tapi aku adalah orang yang selalu ada di sisinya. Aku adalah orang paling memperdulikan Shoyo. Kita berdua sangat dekat dan sering menghabiskan waktu bersama. Kita saling peduli satu sama lain."

"Kau menyukai wing spikerku?"

"Jika iya, kenapa? Dan stop menyebut 'wing spikerku', kalian bukan partner voli lagi."

"Jika kau memang sesuka itu padanya kenapa kau diam saja?" Tobio mengabaikan koreksi Atsumu.

"Aku tidak mau membahas ini."

"Kenapa kau terus saja menyukai orang yang tidak pernah menyukaimu?"

"Aku pun pernah bilang begitu.." ucap Atsumu. "Kepada Shoyo. Aku pernah bertanya kenapa dia masih saja menyukai manusia belagu tidak punya hati sepertimu. Kau tidak pantas untuk Shoyo."

"Hah? Kau tidak punya hak berkata seperti itu. Menyerahlah."

Dan sekarang Atsumu benar-benar kesal.

"Tobio-kun.."

Pria itu mengangkat kerah baju Tobio ke atas.

"Aku punya hak untuk menyukai siapapun. Kau memang orang yang disukainya namun bukan berarti kau bisa mengaturku dan menyuruhku menyerah. Aku berhak memperjuangkan Shoyo. Apa kau paham, Tobio? Sekarang aku ingin kau pergi darisini."

Suara pintu dibuka mengalihkan perhatian mereka. Shoyo berdiri sambil menatap bergantian kedua pria jangkung tersebut dengan tatapan bingung.

"Kalian sedang apa?"

"Hanya mengobrol sedikit."

Atsumu melepaskan kerah baju Tobio. Atsumu melirik Tobio. Tapi pria kelam itu tidak mengindahkan.

Mereka akhirnya mengakhiri perdebatan kecil mereka dengan Tobio yang pamit untuk pergi.

"Hinata, aku pergi dulu--"

"Kalau mau pulang, pulang saja sekarang." Atsumu menarik Shoyo ke belakang punggungnya.

"Bye, sampai bertemu lagi."

"Bertemu lagi?"

"Iya. Aku dan Hinata akan bertemu lagi." Tobio pergi meninggalkan apartemen mereka. Mengabaikan tatapan menusuk dari Atsumu.

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang