·٠•● ஜ 𝔟𝔢𝔯𝔱𝔢𝔪𝔲

92 10 25
                                    

"Rin?"

Rin mendekat. Si pria sipit itu ikut berjongkok untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Shoyo. Pandangan Shoyo sudah agak membaik tidak kabur seperti sebelumnya. Meski kepalanya masih terasa nyut-nyutan.

"Hidungmu--"

"Aku tidak apa-apa." jawab Shoyo cepat.

Satu alis Rin terangkat sebelah. Apanya yang tidak apa-apa? Rin bisa mendengar jelas ringisan kecil dari bibir si jingga. Yang artinya, Shoyo sedang menahan sakit. Shoyo pikir ia bisa membohongi Rin?

"Kemarilah, biar kulihat."

Tangan kanan Rin menarik wajah Shoyo. Jemarinya mengusap dengan lembut ujung bibir yang sangat manis itu. Bibir ranum tersebut mempunyai luka robek kecil di sudutnya, bersama darah yang mulai mengering. Sedangkan hidungnya masih terus mengeluarkan darah segar.

"Isshhh... Sakit.."

Shoyo kembali meringis saat Rin mengusap bibirnya berkali-kali. Apa yang sebenarnya orang ini lakukan? Itu membuat Shoyo kesakitan, tau!

Tiba-tiba pikiran kotor Rin muncul. Bagaimana jika ia memperagakan sebuah adegan dalam film erotis, dimana ia menjilat darah di sudut bibir Shoyo kemudian menciumnya dengan kasar. French kiss, mungkin? Benar sekali.

Ya, Rin akan melakukan itu.. Jika mereka adalah pasangan kekasih! Well, sekotor-kotornya pikiran Rin, ia tidak akan mungkin melakukan itu kepada Shoyo. Setidaknya untuk saat ini.

Bisa-bisa Shoyo meninjunya dan mereka tidak akan bertemu lagi.

"Rin.. Sakit.."

Rin tidak mengindahkan. Mengambil sapu tangan putih dari dalam saku jas yang ia kenakan. Membersihkan cairan merah kental di hidung Shoyo dengan super hati-hati.

Hening. Sebelum Shoyo bersuara memecah kecanggungan.

"Kenapa kau disini?"

Kedua alis Rin menyatu. oke, itu sedikit menyinggungnya.

"Ahmm, maksudku, bukankah seharusnya kau kembali ke Inggris?"

"Aku mencarimu." tukasnya singkat. Berbicara dengan nada tegas. Shoyo sempat bingung, mencarinya? Untuk apa?

"Aku, Tsumu, dan Samu, kita bertiga hampir gila mencarimu." Rin menambahkan, "lain kali jangan begitu lagi. Kau sudah membuat banyak orang khawatir."

"Ma-maaf,," suara Shoyo sangat terdengar pelan. Bahkan hampir seperti berbisik. Kata-kata Rin sangat menampar dirinya. Ya, memang, Shoyo selalu bertindak sesuka hati sampai membuat orang di sekitarnya khawatir.

Jari telunjuk Rin mendarat di atas pipi mulus Shoyo. Sang pemilik sedikit terkejut. Membuat kedua bola mata madunya kembali menatap mata si pria sipit.

"Jangan menunduk. Lihat aku."

Surat berat penuh perintah. Shoyo meneguk ludah, tidak punya pilihan lain selain menuruti apa yang Rin katakan.

Ini adalah pertama kalinya bagi Shoyo memandang wajah Rin di jarak yang sangat dekat. Benar-benar dekat. Dengan jelasnya, Shoyo dapat melihat seperti apa lekuk wajah si pria sipit berbola mata tajam mirip kucing itu. Jika dilihat dari dekat Rin memang tampan. Wajahnya sangat dewasa. Benar-benar definisi pria matang.

"Kenapa?" bibir Rin menyeringai tipis. Menyadari adanya semburat merah muda pada pipi pemuda di hadapannya. Sangat kontras dengan kulit putihnya.

"Tampan?" tanyanya agak sedikit menggoda. Menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.

"Ha?!" Shoyo sedikit membuka mulutnya. Rin bertanya seperti itu, jadi dia sadar dengan pipi merahnya? Dilihat dari mimik wajahnya sepertinya memang iya.

𝐂𝐀𝐍 𝐘𝐎𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄? • KagehinaatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang