Bab 02 : Aroma bunga Lavender

20.4K 1.6K 11
                                    

Ketika Raizelin keluar dari stasiun kereta. Tiba-tiba seorang pria berpakaian hitam menghampirinya, pihak lain bertanya tanpa ekspresi.

"Tuan Raizelin?"

Raizelin terdiam sejenak, lalu langsung tersenyum lebar, dan menjawab dengan ceria, "Ya. Saya Raizelin Maritimia. Ada apa Tuan?"

"Nyonya besar, menyuruh saya untuk menjemput anda. Mari ikut saya. Saya akan mengantarkan anda ke mansion."

Pada awalnya Raizelin kebingungan. Dia tidak mengenal pihak lain, dan siapa nyonya besar yang dimaksud?

Pertanyaan tersebut langsung terjawab begitu mendengar pria itu kembali berkata.

"Nyonya Lady yang menyuruh saya."

Begitu mendengar hal tersebut, Raizelin mengangguk paham. Dia segera mengikuti pria itu.

Tiga puluh menit kemudian.

Mobil yang ditumpangi Raizelin memasuki sebuah halaman mansion megah. Ketika dia keluar dari mobil, seorang wanita dengan penampilan elegan menghampiri.

"Apa ini LinLin?"

Raizelin mengangguk dengan senyuman.

"Ya, Tuhan. Kau sangat manis sayang." Kata Lady Highmore Archie sambil memegang kedua pipi pemuda itu. Kemudian kembali berkata, "Sudah lama bibi tidak melihat-mu, kau banyak berubah."

"Terima kasih, Nyonya. Bagaimana kabar Nyonya Lady?"

"Bibi baik-baik saja. Jangan panggil Nyonya, kau keponakan Livia jadi panggil bibi saja."

Raizelin tersenyum lebar, dan mengangguk, "Baik bibi."

"Lalu bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja."

"Ayo mari masuk." Lady menggandeng lengan pemuda itu.

Kemudian keduanya masuk ke dalam mansion mewah tersebut.

"Saat Livia menelepon bibi, bibi tidak tahu bahwa itu adalah nomornya. Dia menelepon ke nomor rumah. Bagaimana kabarnya?"

"Bibi Livia baik-baik saja. Tetapi, dia terkadang akan mudah lelah jika bekerja terlalu keras."

Lady mengangguk paham, dan kembali berkata, "Oh, kau tahu. Anak bibi selalu menanyakan-mu. Dia bahkan ingin tahu alamat rumah-mu di desa. Tetapi, karena bibi tidak tahu jadi dia mendiamkan bibi akhir-akhir ini. Haha ... " Lady tertawa ringan.

"Benarkah?"

Lady mengangguk mantap, "Sikapnya sangat dingin dan pemarah. Bahkan, beberapa pelayan yang berstatus Omega, dia langsung memecatnya. Dia tidak suka Omega."

Raizelin tertegun sejenak, kemudian bertanya dengan wajah bingung, "Kenapa begitu bibi?"

"Kata dia, aroma feromon Omega akan membuatnya mual dan muntah. Menurutnya aroma dari mereka sangat menjijikan. Beruntung bibi adalah Alpha resesif." Lady tersenyum lebar.

Raizelin hanya bisa tersenyum tipis mendengar hal tersebut.

"Oh, bibi tidak menghirup aroma feromon dari-mu sejak tadi. Apa LinLin adalah Beta?" Tanya Lady sambil menghentikan langkahnya.

Raizelin tertawa canggung, dan berpikir sejenak. Haruskah dia memberitahu tentang sub-gendernya? Atau lebih baik berbohong?

Setelah memutuskan, dia menjawab dengan biasa tanpa menimbulkan kecurigaan, "Ya. Seperti yang bibi duga. Aku adalah Beta."

Lady mengangguk paham. Kemudian dia memanggil seorang kepala pelayan dan memperkenalkan-nya pada Raizelin.

Setelah perkenalan, Lady menyuruh kepala pelayan tersebut untuk memanggil anaknya yang sedang bermain game.

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang