Bab 15 : Waspada terhadap senior Matias

11.5K 1K 13
                                    

Empat hari kemudian.

"Besok adalah akhir pekan. Bagaimana kalau kita pergi berbelanja?" Taz berkata dengan antusias.

"Aku tidak bisa. Besok aku akan pergi mengunjungi nenekku." Serena cemberut sambil memainkan air minum dengan sedotan.

Chico mengangguk, "Aku pun. Aku harus belajar tentang perusahaan oleh ayahku."

"Lalu, bagaimana denganmu LinLin?" Taz melirik Raizelin yang sedang termenung.

Chico yang duduk di sampingnya menepuk pelan bahu pemuda mungil itu, membuat pihak lain langsung tersadar dan menatapnya.

"Taz, bertanya. Apa kau bisa keluar di akhir pekan?"

"Oh, ya. Maaf aku melamun tadi." Raizelin kemudian menatap Taz dan berkata biasa, "Maafkan aku. Aku tidak bisa. Aku harus bekerja."

Besok adalah masa heat-nya. Tidak mungkin dia keluar besok. Jika keluar akan sangat merepotkan kalau tiba-tiba dia mendadak heat.

Taz cemberut sambil berkata, "Kenapa kalian semuanya memiliki kegiatan di akhir pekan?! Sedangkan diriku pengangguran."

Raizelin terkekeh geli dan Chico hanya tersenyum melihat tingkah pemuda itu.

"LinLin kau bekerja? Bekerja apa di hari libur?" Serena bertanya dengan wajah bingung.

"Aku bekerja di mansion." Raizelin menjawab dengan antusias.

"Mansion? Oh, jadi kau selalu membantu pelayan-mu bekerja?" Kata Taz sambil menunjuk pemuda itu menggunakan sendok makan.

"Huh?" Raizelin memiringkan kepalanya. Untuk sesaat dia tidak memahami kata-kata pemuda itu, tetapi setelah Chico bertanya baru dia memahaminya.

"Jadi, LinLin sering membantu para pelayan yang bekerja di rumah bukan?"

Raizelin langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak. Aku bekerja sebagai pelayan di rumah Tuan muda Milestone."

Saat pemuda mungil itu mengatakan hal tersebut. Serena sedang menikmati makanannya sambil mendengarkan, tetapi langsung tersedak begitu kata-kata itu keluar.

Sedangkan untuk Taz dan Chico terdiam sejenak. Kemudian Chico kembali berkata, "Apa kata-kata LinLin serius?"

Raizelin mengangguk dengan semangat dan berekspresi bahagia.

Ketiga orang tersebut saling memandang satu sama lain. Sedangkan Raizelin melihat ketiga temannya dengan wajah bingung tetapi masih menampilkan senyuman.

Mereka bertiga berpikir bahwa Raizelin adalah seorang Tuan muda seperti Milestone dan Matias. Mereka berpikir seperti itu, karena melihat dari penampilan pemuda mungil itu terlihat berasal dari keluarga kaya.

Tetapi fakta sebenarnya adalah ...

"LinLin. Bagaimana kau bisa masuk ke universitas ini? Bukankah masuk kemari membutuhkan biaya yang cukup mahal selain menggunakan beasiswa. Apa kau jalur beasiswa?" Serena berkata dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan pemuda mungil itu.

"Itu benar. Aku menggunakan beasiswa. Dan sebagian Nyonya Lady membantu-ku." Raizelin menjawab dengan semangat.

"Nyonya Lady? Siapa dia?" Taz bertanya.

"Dia adalah ibu dari Milestone."

Ketiga orang tersebut mengangguk paham. Kemudian Chico bertanya, "Bagaimana LinLin bisa bekerja di mansion senior Milestone?"

"Oh, itu karena bibiku pernah bekerja di sana. Jadi, bisa masuk ke sana."

"Itu berarti kau menggantikan bibi-mu. Bukan begitu?" Serena menimpali.

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang