Bab 04 : Kita bertemu kembali

19.3K 1.5K 18
                                    

Raizelin tersenyum lebar begitu melihat dirinya dalam cermin, dia berkata sambil memainkan rambutnya, "Ternyata wajahku terlihat tampan dan cantik."

Setelah berkata demikian, dia tertawa kecil. Kemudian mengambil tas selempang berukuran sedang, dan keluar dari rumah minimalis.

Tetapi begitu dia keluar, pelayan bernama Elina menghampiri dengan berkata, "Kebetulan sekali. Bibi baru saja akan memanggil-mu."

"Ada apa bibi?" Raizelin mengerutkan alisnya sambil memegang tas selempang.

"Nyonya Lady memanggil-mu." Kemudian Elina memerhatikan penampilan pemuda itu. Dia mengangkat satu aslinya dan bertanya, "Kau ingin kemana dengan pakaian bagus seperti ini?"

Raizelin tersenyum, dan menjawab, "Aku akan pergi kuliah. Hari ini adalah hari pertama-ku masuk universitas."

Elina mengangguk paham.

"Kalau begitu bibi Elina, aku pergi dulu." Raizelin melenggang pergi.

Elina menyusul pemuda itu dan berjalan berdampingan. Dia kembali bertanya, "Apa universitas-mu sama dengan Tuan muda?"

Raizelin tersenyum tipis dan mengangguk.

Elina mengerutkan alisnya, "Bukankah universitas Tuan muda khusus untuk orang-orang kaya. Lagi pula pembayaran di sana cukup mahal. Dari mana kau mendapatkan uang?"

"Aku mendapatkan beasiswa. Jadi, aku bisa masuk ke sana. Dan sebagian Nyonya Lady membantu-ku." Raizelin menjawab dengan berterus terang.

Elina mengangguk, "Ah, begitu. Andaikan putriku seperti-mu."

Wajah Elina terlihat sedih. Raizelin menatap bingung, dan bertanya, "Kenapa? Apa Felicia tidak sekolah?"

"Ya. Dia belum pernah sekolah. Kami tidak ada biaya. Lagi pula, aku bekerja di sini baru beberapa bulan."

Raizelin mengangguk paham.

Ketika mereka sudah memasuki mansion, keduanya tidak lagi berbicara. Elina kembali melakukan pekerjaannya, sedangkan Raizelin menemui Nyonya Lady di ruangan keluarga.

"Selamat pagi, Nyonya." Raizelin menyapa wanita itu yang sedang membaca majalah.

"Pagi LinLin. Hari ini adalah hari pertama-mu masuk universitas, bukan?" Lady beranjak bangun sambil menutup majalah.

Raizelin tersenyum dan mengangguk.

"Bagaimana jika LinLin berangkat bersama Milestone?"

Raizelin sedikit terkejut, dia langsung menolak ajakan wanita itu, "Tidak perlu, Nyonya. Aku akan memesankan taksi saja. Lagi pula, bukankah Tuan muda sudah berangkat?"

Ketika Lady akan membuka mulutnya, sebuah suara berat memotongnya.

"Jangan memaksa orang lain, jika orang itu tidak mau." Milestone menuruni tangga dan langsung melenggang pergi melewati mereka berdua.

"LinLin, ikut saja dengan dia."

"Tapi ... "

"Tidak ada alasan. Sana ikut bersama dengan dia." Lady mendorong tubuh pemuda mungil itu.

"Baiklah."

Raizelin terpaksa harus menuruti. Kemudian dia melangkah kakinya, menyusul Milestone.

Lady tersenyum penuh arti melihat kepergian pihak lain.

Tanpa mereka sadari sepasang mata mengawasinya. Seorang gadis menatap Raizelin dengan pandangan tidak suka.

Gadis itu bergumam, "Kenapa pelayan itu diperlakukan istimewa? Sialan!"

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang