Bab 27 : Tuan muda bertingkah manja

9.9K 884 28
                                    

"Tuan muda, apa yang kau lakukan di sini?" Raizelin terkejut melihat Milestone berada di area pemakaman.

"Menjemput-mu." Milestone berkata dengan acuh. Kemudian dia menghampiri pemuda itu, dan berkata dengan lembut, "Apa kau menangis?"

Raizelin tertegun sejenak, dia tertawa pelan dan berkata, "Ya. Itu ... "

"Kenapa kau menangisi pemuda itu? Kau tidak perlu menangis." Milestone berkata dengan dingin sambil mengusap lembut bekas air mata pemuda mungil itu.

"Tidak ada salahnya bukan menangisi seorang teman." Raizelin berkata dengan cemberut.

"Tidak perlu. Tidak ada gunanya." Milestone mengusap lembut kedua pipi pemuda itu.

Raizelin hanya mengangguk pelan.

Serena yang melihat keduanya tanpa menyadari kehadirannya, memutar bola matanya malas. Kemudian dia berdehem dengan keras.

"Seperti dunia milik kalian berdua." Serena berkata dengan wajah kesal.

Raizelin melepaskan kedua tangan Milestone dan melirik gadis tersebut. Lalu dia tertawa pelan, dan berkata, "Lelucon-mu sangat lucu. Jika dunia hanya milik kita berdua, itu terasa sangat menyenangkan bukan, tuan muda?"

Milestone tertegun. Kemudian dia tersenyum lebar dan berkata dengan penuh makna, "Ya. Sangat menyenangkan. Jadi, haruskah aku melakukan sesuatu agar di dunia ini hanya kita berdua."

Raizelin kemudian tertawa ringan mendengar perkataan pemuda itu. Sedangkan Serena memutar bola matanya malas, dia langsung melenggang pergi.

"Hei. Kau mau kemana?" Raizelin berteriak pada gadis itu.

"Aku akan pulang. Sampai jumpa besok." Serena melambaikan tangannya.

Raizelin membalas lambaian tersebut. Kemudian dia menatap Milestone, "Mari kita pulang."

Raizelin mengerutkan alisnya melihat pemuda itu hanya terdiam dengan menatap dalam dirinya.

"Tuan muda?" Raizelin melambaikan tangannya di depan wajah pemuda itu.

Haruskah aku membunuh semua orang di dunia, agar hanya kita berdua. Jika Omega-ku ingin seperti itu, aku akan melakukannya?

Milestone menarik sudut bibirnya begitu pikiran tersebut muncul.

Raizelin mengerutkan alisnya melihat ekspresi aneh pemuda itu, lalu dia bertanya dengan hati-hati, "Tuan muda, apa kau baik-baik saja?"

"Mn. Mari pulang." Milestone menarik lengan Raizelin menuju mobilnya.

Setelah kepergian kedua pemuda itu. Tidak lama kemudian, Matias keluar dari area pemakaman. Dengan wajah kebingungan dia bergumam sendiri, "Kemana LinLin? Bukankah aku menyuruh-nya untuk menunggu?"

Dia mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pada pemuda mungil itu. Setelah beberapa saat, pesan balasan muncul.

"Ha ... " Matias mengusap kedua alisnya sambil menghela nafas pelan. Ternyata pemuda mungil itu sudah pulang terlebih dulu.

Dengan ekspresi kecewa dia berjalan menuju mobilnya.

Tiga puluh menit kemudian.

Raizelin membuka lemari pendingin. Dia berkata lembut pada Milestone, "Muffin, kau ingin minum apa?"

"Ingin memakan-mu." Milestone menatap dalam pemuda mungil itu.

"Huh?" Raizelin langsung menatap bingung pihak lain.

"Lupakan. Kemari duduk di samping-ku." Milestone menepuk sofa di sampingnya.

Tetapi ketika Raizelin akan duduk. Pemuda itu malah menarik dirinya sehingga dia setengah duduk dipangkuan-nya. Wajah Raizelin terkejut dan memerah, terlebih Milestone langsung memeluk erat tubuhnya dengan kepalanya bersandar pada perut atasnya.

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang