Dalam perjalanan menuju sebuah restoran mewah bintang lima. Di dalam mobil, Raizelin terus menatap binar Milestone yang sedang mengemudi.
"Kenapa kau sedari tadi menatap-ku?" Milestone melirik pemuda mungil itu.
"Muffin, kenapa wajahmu sangat indah? Kau terlihat seperti dewa."
Milestone menarik sudut bibirnya. Suasana hatinya benar-benar sangat bahagia terlihat dari kedua telinganya yang memerah. Walaupun begitu, dia masih bisa mengatur ekspresinya agar tidak terlihat.
Dia berkata tanpa ekspresi, "Aku memang tampan. Tidak ada yang tampan dariku."
"Tentu saja ada."
Milestone langsung menginjak rem mobilnya sehingga membuat Raizelin hampir terbentur kepalanya. Beruntung dia langsung memegang sabuk pengaman.
Kemudian dia menatap marah pemuda tinggi itu, "Muffin, kenapa berhenti mendadak?! Itu sangat berbahaya!"
Milestone tertegun sejenak. Dia langsung tersenyum tipis. Entah kenapa dia lebih menyukai pemuda mungil itu marah. Wajahnya terlihat menggemaskan ketika marah, kedua pipinya akan memerah dan bibir mungilnya akan manyun saat pihak lain terus berbicara, membuat dia ingin sekali melahapnya.
"Muffin!" Raizelin berteriak kesal.
"Eung?" Milestone langsung tersadar.
"Apa kau baik-baik saja, Muffin?" Raizelin bertanya dengan lembut. Wajahnya mulai terlihat khawatir.
"Ya. Aku baik-baik saja. Siapa yang lebih tampan dariku?" Milestone menatap tajam pemuda mungil itu.
"Tentu saja aku. Walaupun kau tampan, tetapi aku jauh lebih tampan. Lihat baik-baik wajahku." Raizelin mendekatkan wajahnya sambil tersenyum puas.
Milestone terdiam sejenak. Kemudian langsung tertawa lepas. Dia tidak menyangka bahwa pemuda mungil itu memiliki kepercayaan diri tinggi seperti ini. Ini benar-benar sangat lucu baginya.
"Apa yang kau tertawa-kan?" Raizelin mengerutkan alisnya.
Milestone menarik sudut bibirnya, dan mendekatkan wajahnya pada Raizelin, sehingga keduanya saling bertatapan secara dekat.
Raizelin tidak menyangka pihak lain akan melakukan tindakan tersebut. Wajahnya langsung berubah memerah.
Ini sangat dekat. Dan dia semakin tampan ketika dilihat dari dekat seperti ini.
"Apa kau yakin kau jauh lebih tampan dariku? Hm." Milestone menarik sudut bibirnya begitu melihat Raizelin terpaku.
Melihat pihak lain terdiam. Milestone mendadak mendapatkan ide jahat. Tanpa berpikir panjang dia langsung mengecup bibir mungil itu.
Raizelin langsung tersadar. Dia segera menjauhkan wajahnya sambil menutup mulutnya dan berkata gugup, "T-tuan muda, apa yang kau lakukan?!"
"Menurutmu?" Milestone kembali menjalankan mobilnya.
"Kau pencuri!" Raizelin berteriak sambil menunjuk pemuda itu dengan menutup mulutnya.
"Huh? Aku pencuri?" Milestone menaikkan salah satu alisnya menatap bingung Raizelin.
Raizelin mengangguk.
"Apa maksudmu aku pencuri?!" Milestone meraung keras.
"Kau mencuri ciuman pertamaku. Bibir-ku harusnya dicium oleh orang yang ku sukai."
Milestone terkekeh pelan sambil memukul setir mobil. Kemudian dia berkata menggoda, "Berarti kau tidak menyukaiku?"
Raizelin tertegun sejenak. Kemudian dia berkata dengan heboh, "Tidak bukan seperti. Aku juga menyukai-mu, Tua-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)
Teen FictionRaizelin Maritimia merupakan seorang pemuda desa dengan sub-gender Omega dominan. Dia tidak memiliki ketertarikan terhadap Alpha mana pun. Dia hanya ingin berpasangan dengan seorang Beta, karena menurutnya Beta yang bisa membuat dia merasa nyaman, s...