Bab 05 : Tuan muda cemburu?

19.4K 1.4K 13
                                    

Universitas Wrexham merupakan sebuah universitas swasta elite yang terletak di pusat kota. Hampir semua mahasiswa Wrexham memiliki prestasi, dan mahasiswa Wrexham tersebut berasal dari kalangan keluarga kaya.

Tetapi ada beberapa mahasiswa yang masuk ke sana dengan beasiswa, contohnya seperti Raizelin.

Di tempat parkir, sekumpulan pemuda tengah berbincang ringan. Tetapi, perbincangan mereka terhenti begitu sebuah motor besar lewat di depan mereka. Mereka terus memperhatikan motor tersebut sampai benda itu terparkir.

Salah satu dari mereka, pemuda yang memakai jaket kulit berwarna cokelat berkata, "Hei. Siapa yang bersama Matias?"

"Aku pikir kekasihnya." Sahut pemuda berambut pirang.

"Big brother, kau kalah dengan musuh-mu. Dia sudah memiliki kekasih, sedangkan dirimu?" Pemuda dengan tato berbentuk burung Phoenix di bagian lehernya mengejek pada pemuda berambut mullet panjang.

Milestone menatap dingin kedua pemuda yang tidak jauh darinya. Kedua tangannya mengepal erat.

Luke Ishikawa, pemuda memakai jaket kulit tersebut menarik sudut bibirnya begitu melihat wajah tidak baik dari temannya. Kemudian dia berkata, "Marcus, aku pikir kata-kata mu menyinggung big brother."

Marcus Colchester tertawa ringan, dan berkata, "Bagaimana big brother? Haruskah kita menghampirinya untuk memberi dia pelajaran?"

"Yo. Aku sudah tidak tahan ingin memukul seseorang." Pemuda botak bernama Diego Cheaper meninju lengannya sendiri.

"Tidak perlu. Pemuda itu tidak memprovokasi kalian, untuk apa memberikan pelajaran padanya." Sahut pemuda berambut pirang, Millen Ericsson dengan menatap datar teman-temannya.

"Kau tidak asik kawan." Luke Ishikawa mendengus dingin.

Milestone mengabaikan perkataan teman-temannya, dia hanya fokus pada kedua instan yang sedang bercanda ria.

Sedangkan di sisi lain Raizelin terus berusaha membuka helmnya, tetapi tidak berhasil. Dia meminta bantuan pada Matias, tetapi pihak lain hanya menertawakan dirinya.

Wajah Raizelin cemberut, "Matias jangan tertawa. Tolong bantu aku. Ini menyangkut."

Matias berhenti tertawa, dan berkata, "Baiklah. Aku akan membantumu, kemarilah."

Raizelin mendekat. Kemudian Matias membantu melepaskan helmnya, setelah benda tersebut terlepas dia berkata, "Lihat. Sangat mudah bukan?"

Raizelin mengangguk dan tersenyum lebar, "Ya. Kau sangat hebat. Terima kasih sudah membantuku."

Matias tertawa ringan melihat kepolosan pemuda mungil itu. Dia menarik sudut bibirnya ketika tiba-tiba mendapat ide jahil, lalu berkata, "Itu tidak gratis. Bahkan kau harus membayar, karena aku sudah memberikan tumpangan padamu."

Raizelin memiringkan kepalanya, dan berkata biasa, "Membayar? Berapa bayarannya? Tunggu sebentar, aku akan mengambil uang terlebih dulu."

Raizelin membuka tas, dan mencari dompetnya. Setelah itu, dia mengeluarkan beberapa uang kertas, lalu memberikannya pada pemuda tinggi itu sambil berkata, "Ini. Apa ini cukup? Untuk sekarang Aku tidak memiliki banyak uang. Jika kurang, nanti aku akan membayar sisanya."

Matias terdiam sejenak, kemudian dia tertawa ringan dua kali. Lalu berkata, "Yang ku maksud, bukan bayaran seperti ini. Aku hanya ingin kau mentraktirku, bagaimana?"

"Ah. Aku mengerti." Raizelin mengangguk paham. Dia memasukkan kembali uang kertas tersebut pada dompetnya, lalu kembali menatap Matias dengan senyuman, "Baiklah. Aku akan mentraktir-mu. Jadi, kau ingin apa?"

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang