Bab 07 : Perkelahian antar dua Alpha

15.1K 1.3K 9
                                    

"Kenapa LinLin tidak membalas pesanku?" Matias berkata sambil mendudukkan dirinya di kursi lain, berhadapan dengan Raizelin.

"Pesan?" Wajah Raizelin kebingungan. Kemudian dia mengambil ponselnya untuk melihat. Dan ternyata ada dua pesan dari pemuda itu.

Raizelin menatap Matias dan tertawa sejenak, lalu berkata, "Maaf. Aku baru membuka ponselku."

Matias hanya tersenyum tipis. Dia kemudian melirik dingin seorang pemuda di samping Raizelin, "LinLin siapa dia?"

"Oh, dia teman baruku. Namanya Chico Dominic." Raizelin melirik pemuda itu dengan senyuman.

"Hallo senior." Chico tersenyum canggung.

Raizelin mengerutkan alisnya, dan menatap Chico dengan bingung, "Senior?"

Chico mengangguk, "Ya. Dia adalah mahasiswa tahun ke-empat."

Kemudian dia menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Raizelin, dan berbisik, "Dia juga sangat populer. Dia merupakan kapten voli. Yang paling hebat dari dia adalah dia selalu mendapatkan penghargaan atau dengan kata lain selalu mengharumkan nama universitas Wrexham."

"Satu hal lagi, dia adalah mahasiswa tertampan dan tercerdas nomor dua."

Raizelin yang mendengar hal tersebut terkejut, dia berkata dengan pelan, "Darimana kau tahu?"

"Semua orang membicarakan dia di forum mahasiswa."

"Forum? Apa itu?" Raizelin mengerutkan wajahnya.

"Tempat berdiskusi atau bergosip ria mahasiswa."

Raizelin mengangguk paham.

Matias mendengus kesal begitu melihat kedua pemuda itu berbicara satu sama lain tanpa memperdulikan kehadirannya. Terlebih dengan pemuda asing itu yang semakin dekat saat berbicara pada Raizelin, membuat hatinya tidak nyaman melihat hal tersebut.

Dia juga merasakan aroma feromon dari pemuda mungil itu.

Alpha resesif?

Kemudian dia berdehem keras membuat kedua pemuda itu menatapnya.

"Sepertinya LinLin mendapatkan teman baru dan mengabaikan-ku." Matias menarik sudut bibirnya, tetapi matanya melirik dingin pada Chico.

Chico langsung menelan ludah begitu melihat tatapan tersebut, dia menundukkan kepalanya dan mencoba untuk tidak memperhatikan pihak lain dengan cara melanjutkan makannya.

Raizelin tertawa canggung, dan berkata, "Bukan seperti itu. Aku tidak menyangka Matias sangat populer, maksudku senior."

Matias tertegun, suasana hatinya merasa sedikit bahagia ketika pemuda mungil itu memanggilnya senior, dia menarik sudut bibirnya dan berkata dengan nada sombong.

"Tentu saja." Matias melipat kedua lengannya di depan dada.

"Jadi, senior mengambil jurusan apa?" Raizelin bertanya biasa sambil melanjutkan makannya.

"Sebelum aku menjawab. Kenapa LinLin tidak mentraktirku? Bukankah kau sudah berjanji?"

Raizelin menepuk keningnya, kemudian dia berkata, "Aku lupa. Jadi, senior Matias ingin aku mentraktir apa? Tetapi tolong jangan meminta untuk membayar makanan."

Matias menaikkan salah satu alisnya, "Kenapa?"

Raizelin tertawa canggung, "Itu karena aku belum mengkoneksikan kartu mahasiswa-ku dengan bank."

Matias tertawa ringan dua kali, kemudian dia berkata, "Tidak. Aku ingin LinLin menyuapi-ku. Bagaimana?"

Raizelin tersenyum dan mengangguk, "Tentu. Tetapi, apa yang aku suapi pada senior Matias?"

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang