Pada malam hari, suara tembakan terdengar. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan penuh, dari arah belakang dua mobil mengikutinya. Dua mobil tersebut berusaha menembak mobil lain, tetapi mobil itu dengan mudah berhasil menghindari.
"Sialan! Jika akan menjadi seperti ini. Seharusnya aku mempersiapkan dari awal!" Matias meraung marah sambil memukul setir mobil dengan keras.
Matias melirik kaca spion mobil. Dia mendengus kasar begitu melihat dua mobil yang mengikutinya dari belakang menambah kecepatan. Dengan amarah memuncak, dia juga kembali menambah kecepatannya.
Dia melirik pada kaca mobil. Tatapannya berubah lembut begitu melihat Raizelin tergeletak di kursi belakang dengan kepalanya yang berdarah.
"Maafkan aku LinLin."
Ketika dia mengatakan itu. Secara tidak terduga mobilnya menjadi tidak stabil akibat benturan oleh mobil lain dari samping kiri. Matias kembali fokus dan menstabilkan mobilnya, kemudian dia membalas mobil tersebut. Sehingga mobil itu menjadi tidak stabil akibat benturan darinya, dia tertawa puas melihat hal tersebut.
Matias menarik sudut bibirnya begitu melihat dari samping kanan, mobil satunya bisa mengimbangi kecepatannya. Wajahnya menjadi mengerikan saat melihat seorang pria keluar dari jendela dan mencoba untuk menembaknya, tetapi dengan mudah dia mendekati mobil tersebut, dan membenturkan mobilnya sehingga menyebabkan mobil lain tidak stabil.
Matias kembali tertawa puas. Dia semakin menambah kecepatan mobilnya. Dia berpikir bahwa masalahnya sudah teratasi tetapi siapa sangka suara ledakan dari kedua ban mobil membuatnya benar-benar tidak stabil.
"Shit!" Matias mencengkram erat setir mobilnya sambil mencoba untuk menstabilkan.
"Ayolah berhenti mobil sialan!" Matias menginjak rem mobil dengan keras, wajahnya semakin panik saat merasakan mobilnya mulai sedikit oleng.
Matanya membulat terkejut ketika dari arah belakang mobilnya ditabrak dan menyebabkan mobilnya keluar dari jalur, lalu menabrak pohon dengan keras. Kepala matias terbentur pada setir mobil membuat pandangan pemuda itu mulai memudar dan menjadi gelap.
Tidak lama kemudian, pintu belakang mobil terbuka. Milestone mengambil Raizelin dan menggendongnya.
"Maafkan aku." Milestone berkata lembut sambil mencium kening pemuda mungil. Setelah itu, dia melangkahkan kakinya menjauh dari mobil tersebut.
"Ledakan mobil itu!" Tatapan Mileston sangat mengerikan ketika menatap anak buahnya.
"Baik, Tuan muda!"
Milestone masuk ke dalam mobil dengan gerakan lembut agar Raizelin tidak terganggu. Setelah masuk, dia berkata dengan dingin pada asisten mendiang ayahnya, "Kembali ke mansion."
"Baik, Tuan muda."
Dalam perjalanan, Milestone dengan lembut membersihkan darah di wajah dan kepala Raizelin. Setelah selesai, dia membalut kepalanya dengan kain sutra agar pendarahannya berhenti.
"Apa kau sudah menghubungi dokter?" Milestone bertanya pada asisten itu tanpa melirik.
"Kenapa tidak membawanya ke rumah sakit saja, Tuan muda?"
Milestone mengangkat wajahnya, menatap dingin pihak lain. Dia berkata tanpa ekspresi, "Aku memiliki banyak uang. Kenapa aku harus pergi ke rumah sakit? Jika perlu aku bisa memanggil semua pegawai rumah sakit ke mansion."
"M-maafkan saya Tuan muda." Asisten Lao menelan ludah.
"Apa kau sudah menghubungi dokter?!"
"Sudah, Tuan muda."
"Bagus."
Asisen Lao mencengkram erat setir mobil. Wajahnya sudah berubah pucat saat merasakan aura intimidasi pihak lain. Dia berkata dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)
Teen FictionRaizelin Maritimia merupakan seorang pemuda desa dengan sub-gender Omega dominan. Dia tidak memiliki ketertarikan terhadap Alpha mana pun. Dia hanya ingin berpasangan dengan seorang Beta, karena menurutnya Beta yang bisa membuat dia merasa nyaman, s...