Tiga hari kemudian.
Setelah mengikuti kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus selama tiga hari. Raizelin dapat mengetahui informasi tentang program studi, kurikulum, struktur akademik universitas Wrexham dan sebagainya.
Tidak hanya itu, dia juga mendapatkan beberapa teman baru.
Pada saat ini, Raizelin sedang beristirahat dengan beberapa teman barunya di kantin. Ketika tengah menikmati makanannya, seseorang memanggil namanya, membuat dia mengalihkan pandangan pada asal suara tersebut.
"LinLin!"
Raizelin mengerutkan alisnya begitu melihat Matias melambaikan tangannya dengan wajah antusias sambil membawa sebuah boneka.
"LinLin, lihat aku membawakan sesuatu untukmu." Matias langsung duduk berhadapan dengan Raizelin sambil memberikan sebuah boneka pinguin padanya.
Raizelin tersenyum lebar, dan berkata sambil mengamati boneka tersebut, "Sangat lucu. Dari mana senior mendapatkan boneka ini?"
"Itu, aku memainkan mesin boneka dan mendapatkan boneka ini." Matias tertawa canggung dengan tangannya mengusap belakang lehernya.
"Tetapi senior, bukankah senior memberikan-ku boneka dua hari yang lalu? Dan Aku menyukainya. Tapi, apa ini tidak berlebihan?"
"Berarti LinLin tidak menyukai pemberian-ku." Matias cemberut.
"Tidak. Maksudku bukan begitu, hanya saja ... Lupakan. Aku akan mengambilnya."
Wajah Matias langsung berubah ceria. Dia berkata, "Kalau begitu, aku akan pergi. Aku kemari hanya ingin memberikan benda ini pada LinLin."
Raizelin mengangguk, "Terima kasih senior."
"Tidak masalah. Oh, jangan lupa kita pulang bersama. Jika kelas LinLin sudah selesai jangan dulu pulang, tunggu aku."
Raizelin belum sempat menanggapi perkataan tersebut. Pihak lain lebih dulu melenggang pergi begitu saja.
Dia hanya bisa menghela nafas pelan. Sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa dirinya tidak bisa pulang bersama pemuda itu, karena Milestone sudah mengirimkan pesan sebelumnya untuk pulang bersama.
Ketika dia larut dalam pikirannya, seseorang berdehem sambil menyenggol pelan lengannya. Dia langsung menengok ke samping.
"Ada apa?"
"Kenapa kau bisa dekat dengan senior Matias? Tidak hanya dia, bahkan kau dekat dengan senior Milestone." Kata Seorang gadis berambut pendek.
Raizelin tersenyum, dan menjawab sambil menyantap makanan, "Senior Matias temanku. Kami pernah bertemu di kereta. Dan untuk Milestone, dia adalah ... "
Sebelum dia melanjutkan perkataannya, suara ponselnya berbunyi. Ketika dia membuka benda tersebut, senyuman manis terukir di wajahnya saat melihat sebuah pesan masuk dari Livia.
[ LinLin, jangan lupa tujuh hari lagi adalah masa heat-mu. Jika LinLin tidak ingin meminum supperssant. Lakukan nesting, mengerti? ]
Raizelin tersenyum tipis, dan langsung membalas, [ Baik, bibi. Aku akan melakukannya. ]
Hanya dalam dua detik pesan tersebut terkirim. Pihak lain sudah kembali membalas.
[ Pinjam pakaian Tuan muda atau Nyonya Lady untuk melakukan Nesting. Bibi menyarankan lebih baik pakaian Tuan muda saja, bukankah dia Alpha dominan? ]
Raizelin terdiam sejenak begitu membaca pesan tersebut. Dia menghela nafas panjang, dan bergumam pelan, "Aku tidak mengerti dengan apa yang dikatakan bibi. Tetapi, aku akan melakukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)
Teen FictionRaizelin Maritimia merupakan seorang pemuda desa dengan sub-gender Omega dominan. Dia tidak memiliki ketertarikan terhadap Alpha mana pun. Dia hanya ingin berpasangan dengan seorang Beta, karena menurutnya Beta yang bisa membuat dia merasa nyaman, s...