Pada pukul sembilan pagi di sebuah pemakaman. Raizelin menangis dalam diam, dia tidak akan pernah menyangka bahwa semalam adalah yang terakhir bagi Taz. Ini seperti sebuah mimpi buruk baginya.
Ketika dia bangun pagi. Dia secara mendadak mendapatkan sebuah informasi dari Selena yang mengatakan bahwa Taz semalam mengalami kecelakaan dan langsung meninggal di tempat. Mendengar hal tersebut, jantungnya terasa berhenti berdetak.
Dia masih belum menerima kenyataan bahwa Taz telah meninggal. Dia melirik Selena yang menangis terisak-isak, dia berkata dengan serak, "Aku berharap ini hanya sebuah mimpi."
"Aku juga berharap seperti itu."
Sebelum kembali berkata Raizelin mencoba untuk mengatur nafasnya agar tidak sesak, lalu berkata pelan, "Kemarin kami bersenang-senang dengan menonton film. Bahkan dia berpamitan dengan-ku dengan wajah ceria. Tetapi sekarang ... "
Raizelin menghentikan kata-katanya. Air matanya kembali mengalir. Selena langsung memeluk erat tubuh pemuda itu. Keduanya menangis bersama.
Setelah keadaan mulai membaik. Serena dan Raizelin menghampiri kedua orang tua Taz.
"Hallo, bibi." Serena menyapa seorang wanita dewasa berambut pendek.
"Oh Serena. Sudah lama bibi tidak bertemu dengan-mu." Wanita dewasa itu beranjak bangun dan langsung memeluk erat Serena sambil menangis.
"Bibi masih belum menerima bocah itu meninggalkan-ku seperti ini."
Serena mengusap lembut punggung wanita dewasa itu dan berkata dengan lembut, "Ya, bibi. Aku mengerti. Tetapi, jika bibi menangis seperti ini. Dia tidak akan tenang di alam sana."
Wanita dewasa itu melepaskan pelukannya dan segera mengusap kedua air matanya, "Kau benar. Anak itu tidak suka melihat bibi menangis seperti ini."
Kemudian wanita itu tidak sengaja melirik Raizelin, dia bertanya dengan penasaran, "Apa kau teman Taz juga?"
Raizelin tersenyum lembut, dan mengangguk, "Senang bertemu denganmu bibi. Aku turut berdukacita."
Wanita itu kembali menangis dan mendekati Raizelin, "Kau ... Jadi, ternyata benar apa yang dikatakan bocah itu."
Raizelin terdiam dengan wajah kebingungan.
"Bocah itu selalu menceritakan dirimu padaku. Dia bilang bahwa dia memiliki seorang teman yang sangat manis dan polos dari desa. Ternyata yang dikatakannya benar." Wanita dewasa itu perlahan mengambil kedua tangan Raizelin. "Kau seperti anak polos."
Raizelin tersenyum lebar, lalu berkata, "Terima kasih bibi. Aku harap bibi bisa menerima kepergian Taz, agar dia tenang di alam sana."
Wanita dewasa itu tersenyum sedih dan mengangguk, "Ya. Bibi juga berharap bisa menerima kepergian dia, tetapi rasanya ... "
Raizelin langsung memeluk dan menenangkan wanita itu.
Lima belas menit kemudian. Semua orang sudah berpamitan termasuk keluarga Taz dan yang tersisa hanya Raizelin, Serena, dan seorang pria dewasa.
Raizelin mendekati pemakaman Taz, dia berjongkok lalu menaruh sebuket bunga. Dia berkata dengan sedih, "Aku marah padamu. Aku minta maaf. Aku ... "
Raizelin menarik nafasnya dalam-dalam. Serena mengusap lembut punggung pemuda itu.
"Jika kau sudah. Mari kita pulang."
Raizelin mengangguk, kemudian dia kembali berkata dengan pelan, "Apa kau baik-baik saja? Jika kami meninggalkan-mu di sini sendirian."
"Aku harap begitu." Raizelin mengusap lembut nama Taz.
Kemudian keduanya beranjak bangun. Tanpa sengaja Raizelin melihat seorang pemuda dewasa, dia berbisik pada Serena, "Siapa dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)
Novela JuvenilRaizelin Maritimia merupakan seorang pemuda desa dengan sub-gender Omega dominan. Dia tidak memiliki ketertarikan terhadap Alpha mana pun. Dia hanya ingin berpasangan dengan seorang Beta, karena menurutnya Beta yang bisa membuat dia merasa nyaman, s...