Bab 08 : Tuan muda tersipu

15.6K 1.3K 16
                                    

Raizelin menatap kagum begitu memasuki sebuah ruangan. Interior ruangan tersebut sangat klasik, tidak terlalu besar maupun kecil. Itu terlihat seperti ruangan pribadi, terdapat beberapa fasilitas anak muda. Seperti meja biliar, dan sebagainya.

Milestone membawa pemuda mungil itu pada sofa, dia dengan wajah tidak baik duduk di sana. Tetapi, wajahnya mengkerut begitu melihat pihak lain hanya berdiri di depannya sambil mengamati ruangan dengan pandangan kagum.

"Kenapa kau hanya diam saja?!"

Raizelin tersentak kaget mendengar suara keras pemuda itu, dengan wajah bodoh berkata, "Huh? Apa?"

"Wajahku terluka! Apa kau hanya berdiam diri saja memandang ruangan ini dengan wajah bodoh-mu!"

Raizelin tertawa canggung, dan berkata, "Maafkan aku, Tuan muda. Tetapi ruangan ini sangat bagus dan terlihat nyaman."

Melihat wajah tidak baik dari pemuda tinggi itu, Raizelin menelan ludahnya. Kemudian dia berkata dengan berhati-hati, "Apa Tuan muda baik-baik saja?"

"Menurutmu?!"

"Tunggu sebentar, apa di sini ada air es atau batu es."

Milestone mengangguk, dan menunjuk dengan dagunya, "Ada di sana. Carilah di lemari pendingin."

Raizelin mengangguk, ketika dia akan melangkahkan kakinya. Pihak lain, kembali berkata dengan keras.

"Kau ingin kemana?!"

Raizelin membalikkan badannya, dan menjawab biasa, "Aku akan mengambil batu es."

"Untuk apa?!"

Raizelin menghela nafas pelan, "Untuk mengobati luka lebam-mu, Tuan muda."

Milestone terdiam sejenak, lalu berkata, "Kalau begitu pergilah."

Raizelin mendengus, kemudian melangkahkan kakinya menuju lemari pendingin untuk mengambil batu es.

Setelah mengambil, dia kembali menghampiri pemuda tinggi itu. Dia duduk di sampingnya. Kemudian dia membungkus batu es tersebut menggunakan sapu tangan miliknya.

"Tunggu dulu, apa yang akan kau lakukan?!" Milestone menatap tajam pemuda mungil itu.

"Aku akan mengompres luka lebam Tuan muda dengan ini. Untuk mengurangi bengkak dan rasa nyeri serta menyempitkan pembuluh darah yang cedera agar memar tidak semakin meluas."

"Kau seperti seorang dokter."

"Tentu saja. Itu sebabnya aku masuk fakultas kedokteran dan mengambil jurusan kedokteran gigi." Raizelin tersenyum lebar.

"Kenapa kau tidak masuk fakultas ekonomi dan bisnis? Aku ada di sana."

"Aku tidak tertarik, Tuan muda."

Milestone mendengus kesal. Raizelin menaikkan salah satu alisnya melihat ekspresi aneh pihak lain.

"Baiklah. Kemari, dekatkan wajah-mu" Raizelin mencoba untuk mengambil wajah pemuda itu, dan akan mengompres luka lebamnya.

Milestone menahan tangan Raizelin dan berkata biasa, "Aku rasa tidak perlu. Luka-ku tidak terasa nyeri."

"Benarkah?" Raizelin tersenyum penuh arti.

"Mn."

Ketika pemuda tinggi itu lengah, dengan sengaja Raizelin menekan luka lebam tersebut menggunakan kain kompres.

"Ah." Milestone langsung meringis kesakitan, dan menatap tajam pemuda mungil itu, "Apa yang kau lakukan?!"

"Lihat. Bukankah, Tuan muda bilang lukanya tidak terasa nyeri."

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang