Bab 25 : Terungkap

8.6K 808 14
                                    

Pada pukul satu siang. Mereka keluar dari rumah sakit. Taz berkata, "Masih ada waktu luang. Akan sangat membosankan jika aku pulang ke rumah."

"Kenapa begitu?" Raizelin memiringkan kepalanya.

"Adik-ku sedang berkemah. Orang tua pergi ke luar negeri. Jadi, aku hanya tinggal sendirian. LinLin, bolehkah aku mampir ke rumah-mu?" Taz memegang lengan pemuda itu sambil tersenyum lebar.

"Kalian berdua saja yang pergi. Aku tidak bisa. Hari ini nenek dan kakek-ku berkunjung. Jadi, aku harus pulang cepat." Serena berkata sambil melirik jam.

Tepat setelah gadis itu mengatakan hal tersebut. Sebuah mobil berhenti di depan mereka.

"Jemputan-ku sudah datang. Kalau begitu aku pergi. Sampai jumpa besok." Serena bergegas menuju mobil tersebut.

Raizelin dan Taz melambaikan tangannya begitu mobil tersebut melenggang pergi.

Kemudian keduanya melangkahkan kakinya menuju area tempat parkir.

"Aku masih tidak menyangka bahwa kau bisa mengemudikan mobil." Raizelin berkata dengan semangat.

"Tentu saja. Aku belajar mengemudi saat masih sekolah menengah atas." Taz berkata dengan wajah bangga.

"Bisakah kau mengajariku juga?"

Taz tertawa ringan. Kemudian dia mengangguk, "Tentu saja. Jika ada waktu luang, aku akan mengajarimu."

"Tetapi aku tidak mempunyai mobil." Raizelin cemberut.

Taz menatap datar sambil berkata, "Apa kau berpikir teman-mu ini orang miskin? Apa kau tidak lihat temanmu ini memiliki mobil sendiri?"

Raizelin mengangguk dengan kaku.

"Tentu saja. Aku akan mengajarimu menggunakan mobilku. Aku sudah menganggap-mu lebih dari teman dekat, walaupun kita baru kenal beberapa minggu. Tetapi berteman dengan-mu aku merasa nyaman."

Raizelin tertegun sejenak. Kemudian dia tersenyum lebar dan berkata, "Tentu. Aku pun begitu."

Tidak terasa keduanya sudah berada di tempat parkir. Tanpa berlama-lama, keduanya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah sakit.

......

Raizelin mengerutkan alisnya saat melihat Taz berhenti di depan minimarket. Dia bertanya dengan penasaran, "Kenapa kita ke sini?"

"Kita akan berbelanja camilan." Taz dengan wajah bahagia membuka sabuk pengamannya.

"Untuk apa?" Raizelin memiringkan kepalanya.

"Bukankah kita akan menonton film di rumah-mu."

"Kau benar." Raizelin terburu-buru melepaskan sabuk pengaman. Kemudian keduanya segera keluar dari mobil.

Sepuluh menit kemudian.

"Taz. Sepertinya ini sudah cukup. Kenapa kau terus saja membeli? Ini terlalu banyak." Raizelin menghela nafas pelan sambil menatap keranjang yang penuh dengan camilan.

"Tidak. Bagi-ku itu belum cukup. Mari ikut denganku ke sebelah sini. Ada camilan favorit-ku di sekitar sini." Taz menarik Raizelin.

"Ini dia." Taz mengambil sebuah camilan Snack berwarna ungu. Camilan tersebut adalah sebuah Snack yang terbuat dari ubi jalar.

Dari pada menunggu lama pemuda itu mengambil beberapa camilan. Lebih baik, dia juga mencari camilan yang menarik perhatiannya.

Matanya membulat begitu melihat camilan Snack berwarna hijau. Camilan tersebut adalah sebuah Snack yang terbuat dari kentang. Ketika dia hendak mengambilnya, sebuah tangan terlebih dulu mengambil Snack tersebut.

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang