Raizelin langsung menutup pintu rumahnya dengan keras dan menguncinya. Dia menyadarkan tubuhnya pada pintu dan merosot ke bawah secara perlahan dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
Raizelin langsung menutup wajahnya yang memerah dengan kedua tangannya ketika mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, dimana dia dan Milestone berciuman. Dia tidak menyangka akan mendapatkan serangan mendadak seperti itu dari Milestone. Dia juga tidak pernah berpikir dia dan Milestone akan berciuman.
Jika saja dia segera keluar dari kamar pemuda tinggi itu. Kemungkinan ciuman pertamanya tidak akan hilang.
Tetapi walaupun begitu, dengan bodohnya dia juga menikmati ciuman tersebut dan bahkan membalasnya dengan kaku. Beruntung saat itu akal sehatnya segera mengambil alih. Dan tanpa sadar dia menggigit bibir pihak lain dengan keras.
Mengingat kejadian memalukan tersebut. Membuat wajahnya semakin memerah, dia benar-benar menyesal sekarang. Andaikan dia tidak meminjam pakaian pemuda tinggi itu.
Kemudian Raizelin mengangkat Trench Coat. Beruntung dia sempat membawanya. Tiba-tiba aroma maskulin dari pakaian tersebut terhirup olehnya, dia dengan kesadaran penuh membenamkan pakaian tersebut pada wajahnya, menghirup aroma maskulin tersebut dengan dalam-dalam.
Sedangkan di tempat lain. Milestone mengusap lembut bibir bawahnya yang terkena gigitan pemuda mungil itu sambil menatap ke bawah, dimana rumah Raizelin terlihat melalui jendela kamarnya.
Milestone terkekeh pelan, masih dengan mengusap lembut bibirnya, "Nakal dan Agresif. Lihat saja aku akan membalasnya."
......
Pada pagi hari. Ketika Milestone memasuki ruang makan, dia mengamati para pelayan. Wajahnya menggelap begitu tidak ada Raizelin. Kemudian dia bertanya dingin pada mereka, "Dimana LinLin?"
Salah satu dari mereka menjawab, "LinLin sudah berangkat lebih dulu, Tuan muda. Dia mengatakan ada sesuatu yang harus dikerjakan."
Mencoba menghindari-ku, hm ...
Tanpa mengatakan apa pun, Milestone kembali berdiri dan melenggang pergi begitu saja.
Melihat hal tersebut, Felicia mendengus kesal. Suasana hatinya menjadi buruk begitu Tuan muda menanyakan Raizelin.
Pelayan itu membuatku kesal. Sialan!
Di sisi lain, seorang pemuda mungil berjalan kaki dengan terburu-buru menuju halte busway yang terletak cukup jauh dari mansion.
Setelah menyiapkan sarapan pagi untuk Milestone dan Nyonya Lady, dia langsung pergi tanpa berpamitan karena tidak ingin bertemu dengan Milestone untuk saat ini. Bahkan dia tidak sempat sarapan, beruntung dia membuat bekal untuknya.
Raizelin berhenti sejenak untuk beristirahat karena kakinya mulai merasakan pegal. Dia mengambil air minum dalam tas selempang.
Ketika dia tengah minum. Suara klakson mobil membuatnya tersentak kaget dan sedikit tersedak.
Raizelin langsung melihat ke belakang, matanya membulat terkejut begitu melihat mobil Milestone menuju kemari dengan kecepatan sedang.
Tanpa berpikir panjang, Raizelin langsung berlari. Akan tetapi, mobil tersebut menambah kecepatannya. Dan ...
Kemudian mobil tersebut berhenti. Raizelin melihat hal tersebut bernafas lega, sehingga dia bisa beristirahat sejenak. Tetapi, Milestone keluar dari mobil dengan wajah gelapnya.
Pemuda itu langsung berlari menuju ke arahnya. Karena Raizelin belum sempat bereaksi pada akhirnya dia tertangkap.
"Kenapa kau berlari?!" Milestone mencengkeram erat lengan Raizelin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)
Fiksi RemajaRaizelin Maritimia merupakan seorang pemuda desa dengan sub-gender Omega dominan. Dia tidak memiliki ketertarikan terhadap Alpha mana pun. Dia hanya ingin berpasangan dengan seorang Beta, karena menurutnya Beta yang bisa membuat dia merasa nyaman, s...