Bab 24 : Mengunjungi Chico

8.8K 782 14
                                    

Rumah sakit Mega ultra merupakan salah satu rumah sakit terbesar dan ternama di pusat kota. Pada saat ini Raizelin dan kedua temannya sedang berada di rumah sakit tersebut. Pada awalnya dia dan kedua temannya berencana untuk mengunjungi Chico setelah kelas selesai. Tetapi karena beberapa dosen tidak masuk, kelas menjadi kosong. Kemudian mereka memanfaatkan waktu luang tersebut.

"Permisi nona, apa saat ini jam berkunjung?" Taz bertanya pada resepsionis.

"Tunggu sebentar, Tuan. Saya akan memeriksa terlebih dulu." Resepsionis wanita menjawab dengan ramah.

Setelah memeriksa. Resepsionis itu menatap Taz dan tersenyum lebar, lalu berkata, "Anda bisa berkunjung sekarang. Tetapi waktu kunjungan hanya empat puluh menit saja."

"Baik. Terima kasih nona."

"Sama-sama."

Kemudian Taz berkata biasa pada Raizelin, "Ikut aku. Chico berada di ruangan VIP lantai atas."

Raizelin hanya mengangguk. Dia dan kedua temannya segera masuk ke dalam lift.

......

Rumah sakit Mega ultra memiliki enam lantai. Dan Chico berada di lantai enam. Dalam lima belas menit ketiga orang tersebut sampai di lantai enam.

Tidak butuh waktu lama untuk menemukan ruangan Chico dirawat. Mereka sudah berada di depan ruangan pemuda itu, berkat Taz yang pernah berkunjung sebelumnya.

Ketika Raizelin memasuki ruangan tersebut. Dia melihat Chico sedang menatap jendela dengan pandangan kosong, dan di ruangan tersebut tidak hanya ada Chico tetapi orang lain juga.

"Hallo, bibi." Taz dan Serena sedikit membungkuk untuk memberikan salam pada seorang wanita dewasa.

"Oh, Taz, Serena." Wanita dewasa tersebut tersenyum bahagia dan beranjak bangun dari sofa. Kemudian wanita itu melirik Raizelin dan bertanya dengan sopan, "Siapa yang kalian bawa?"

"Dia teman kami dan juga Chico. Namanya Raizelin Maritimia." Taz melirik Raizelin dengan senyuman.

Wanita dewasa itu langsung menghampiri Raizelin dan berkata dengan bahagia, "Akhirnya bibi bertemu denganmu. Chico selalu membicarakan tentang-mu pada bibi. Kau ternyata sangat cantik."

Raizelin tersenyum canggung. Dia tidak mengharapkan wanita itu beraksi seperti ini, dia hanya menjawab dengan polos, "Kenapa Chico sering membicarakan-ku bibi?"

Wanita itu tertawa kecil, wajahnya memerah, dia melepaskan tangannya dan berkata, "Biarkan Chico yang mengatakannya."

Raizelin hanya mengangguk. Kemudian dia melirik Chico yang masih menatap jendela dengan pandangan kosong.

"Bibi, kenapa dengan Chico?" Tanya Raizelin dengan wajah khawatir.

Wajah wanita dewasa itu berubah murung dan berkata dengan sedih, "Dia selalu seperti itu semenjak mengetahui bahwa kedua kakinya tidak bisa digerakkan selama beberapa ke depan. Dia takut orang disukainya akan menjauh jika seperti itu."

Serena dan Taz saling memandang. Kemudian keduanya langsung melirik Raizelin. Mereka tahu apa yang dimaksud ibu dari Chico.

"Bisakah aku berbicara dengannya?"

"Tentu saja. Chico pasti sangat senang bertemu denganmu." Wanita dewasa itu berkata dengan bahagia.

"Baiklah. Kalau begitu mari kita tinggalkan mereka berdua. Bibi, apa kau sudah makan?" Taz berkata dengan biasa.

"Belum sempat."

"Mari pergi ke kantin." Serena menimpali.

Wanita dewasa itu mengangguk. Kemudian ketiganya keluar dari ruangan, menyisakan Raizelin dan Chico.

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang