Bab 12 : Tuan muda minum cuka

13.7K 1.2K 29
                                    

Pada pukul enam sore di ruangan ganti. Ketika Milestone akan membuka pakaiannya untuk berganti dengan Jersey, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Pemuda tinggi itu menaikkan salah satu alisnya menatap datar benda tersebut.

Dia kembali menurunkan pakaiannya. Kemudian mengambil benda pipih itu. Wajahnya langsung berubah menjadi hitam begitu melihat sebuah notifikasi.

"Pergi ke pusat perbelanjaan tanpa seizin dariku huh?" Milestone berkata dengan dingin sambil satu tangannya mengepal erat.

"Big brother, apa kau-"

"Untuk hari ini. Aku tidak akan latihan." Milestone berkata dingin membuat Luke mematung di tempatnya.

Setelah pihak lain pergi. Luke langsung kembali tersadar. Kemudian dia berteriak memanggil Milestone, akan tetapi pemuda itu tidak menanggapi.

......

Mata Raizelin berbinar begitu dia memasuki sebuah pusat perbelanjaan terbesar. Raut wajahnya benar-benar terlihat sangat bahagia. Dia mengamati tempat tersebut dengan pandangan kagum.

"Wah. Sangat besar."

Matias tersenyum tipis, kemudian dia berkata, "Sepertinya LinLin belum pernah datang ke tempat ini."

Raizelin langsung menatap pemuda itu dan mengangguk dengan antusias, "Ya. Aku belum pernah ke tempat seperti ini. Disebut tempat apa ini?"

"Ini adalah tempat pusat perbelanjaan. Berbagai jenis barang ada di sini. Tidak hanya itu terdapat juga tempat permainan."

"Benarkah?"

Matias mengangguk, "Ya. Jadi, LinLin ingin membeli apa?"

"Mn ... Tapi, aku tidak memiliki uang saat ini. Jadi, lain kali saja. Lagi pula di tempat bagus seperti ini, pasti harga barangnya sangat mahal."

Matias tertawa sejenak. Kemudian berkata lembut, "Jangan memikirkan harga. Katakan saja, LinLin ingin apa?"

Raizelin tidak langsung menjawab melainkan memiringkan kepalanya menatap bingung pemuda itu.

Matias kembali tertawa melihat tingkah Raizelin. Tanpa mengatakan apa pun, dia langsung menarik pemuda mungil itu untuk berkeliling pusat perbelanjaan.

Empat puluh menit kemudian.

"Sudah cukup senior. Ini terlalu berlebihan." Raizelin mengangkat paper bag yang berisi barang-barang mahal.

Matias tertawa ringan. Lalu berkata, "Tidak apa-apa. Jadi, mau beli apa lagi? Hm."

"Tidak. Sudah cukup. Bagaimana jika uang senior habis?"

Matias langsung tertawa lepas. Dia merasa lucu dengan kepolosan pemuda mungil itu.

Tidak mungkin habis. Lagi pula aku akan membelikan apa pun untuk calon mate-ku.

Raizelin cemberut begitu melihat Matias tertawa.

"Baiklah. Mari kita pergi membeli minuman. Apa LinLin kehausan?"

Raizelin mengangguk dengan semangat.

Ketika Matias membeli minuman, Raizelin menunggu pemuda tinggi itu kembali sambil mendudukkan dirinya di salah satu kursi pengunjung yang sudah di sediakan oleh pihak pusat perbelanjaan.

Tiba-tiba suara ponselnya berbunyi. Dia langsung mengambil benda tersebut dan mengeceknya. Matanya membulat terkejut begitu melihat sebuah pesan dari Milestone, yang mengatakan bahwa pemuda itu sudah menunggunya di depan pusat perbelanjaan. Dia lupa memberitahu pihak lain bahwa dia tidak bisa pulang bersama.

Ketika dia akan membalas pesan tersebut. Sebuah minuman mendarat di pipinya membuat dia tersentak kaget.

"Ini minumannya Tuan putri."

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang