Bab 22 : Tuan muda hampir tergoda

11.9K 1K 32
                                    

Pada pukul sepuluh malam. Raizelin telah menyelesaikan pekerjaan mencuci piring. Saat ini pemuda mungil itu sedang berada di depan restoran seorang diri.

"Seharusnya aku mengiyakan ajakan kakak Mateo untuk pulang, jika akan seperti ini. Bagaimana caranya aku bisa pulang? Ini sudah larut malam." Raizelin bergumam pelan dengan wajah cemberut.

Pada awalnya Raizelin berniat untuk menunggu Milestone, itu sebabnya dia menolak ajakan Mateo. Tetapi sudah lebih dari satu jam, pemuda itu tidak kunjung kembali.

Raizelin menghela nafas berat. Dia lebih baik segera memesan taksi online. Beruntung teman-temannya sudah mengajarkan cara memesan taksi online.

Ketika dia hendak membuka ponselnya. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Raizelin mengerutkan alisnya, kebingungan. Tetapi itu tidak bertahan lama, wajahnya langsung berubah senang begitu menyadari mobil tersebut adalah sebuah taksi.

Tanpa berpikir panjang, Raizelin langsung menghampiri taksi tersebut. Secara kebetulan supir taksi itu keluar dari mobilnya.

"Permisi."

"Ya?" Supir taksi itu menatap Raizelin dengan tersenyum ramah.

"Apa Tuan taksi masih beroperasi?" Raizelin bertanya dengan nada ramah.

"Tentu, anak muda. Saya berhenti karena ingin beristirahat sebentar."

Raizelin mengangguk paham. Kemudian dia kembali bertanya, "Untuk pergi ke alamat ini. Kira-kira berapa tarif-nya?"

Raizelin memberikan alamat mansion pada pria dewasa tersebut.

"Itu sangat murah." Tuan taksi tersenyum lebar.

Raizelin mengangguk, "Bisakah kita pergi sekarang? Ini sudah larut malam. Saya takut ada seorang penjahat."

"Baiklah. Ayo."

Raizelin masuk ke dalam taksi tersebut. Setelah itu, melenggang pergi meninggalkan restoran.

Tidak jauh dari tempat Raizelin. Milestone mengawasinya dari dalam mobil. Dia berkata dengan wajah tanpa ekspresi, "Maaf sayang. Kau harus naik mobil buruk seperti itu. Lain kali, jangan memuji orang lain selain diriku. Jika tidak ingin mendapatkan hukuman seperti ini."

Milestone langsung mengikuti mobil taksi tersebut, yang merupakan orang suruhannya.

......

Beberapa menit kemudian. Raizelin turun dari mobil taksi. Pada awalnya dia ingin membayar, tetapi secara mengejutkan Tuan taksi menolaknya dan mengatakan bahwa dia tidak perlu membayar karena seseorang sudah membayarnya.

Dengan wajah bingung Raizelin hanya mengangguk dan menyimpan kembali uangnya ke dalam dompet. Kemudian dia mengucapkan terima kasih pada pihak lain.

Setelah kepergian mobil taksi tersebut. Secara kebetulan mobil Milestone datang. Raizelin mengerutkan alisnya, dia sempat berpikir bahwa pemuda itu sudah lebih dulu pulang, akan tetapi ...

Dia berpikir Milestone akan berhenti dan keluar dari mobil untuk berbicara padanya. Tetapi yang mengejutkan adalah pemuda itu melewatinya begitu saja.

Wajah Raizelin langsung murung. Dia sama sekali tidak mengerti, ada apa dengan Milestone? Seakan-akan pemuda itu sedang marah padanya. Walaupun begitu dia tidak terlalu memikirkan tentang kemarahan Milestone, melainkan rasa khawatirnya.

Apa tangan pemuda itu baik-baik saja? Melihat kejadian beberapa jam yang lalu, dimana Milestone memecahkan gelas tanpa sebab, membuat dia khawatir.

Raizelin menghela nafas pelan. Setelah itu, dia masuk ke dalam.

Tuan Muda Terobsesi Dengan Pemuda Desa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang