Argha kembali lagi ke kelasnya setelah bajunya lumayan kering. Untungnya tadi jamkos. Jadi dia tidak akan mendapatkan teguran dari guru karena membolos.
Argha duduk dengan tatapan kosong menghadap keluar jendela tanpa memedulikan cemoohan teman sekelasnya. Dia menunggu bel masuk berbunyi sambil melamun.
Tak lama kemudian, bel tanda istirahat telah usai pun bunyi. Dan dua menit kemudian, Bu Yuyun masuk diikuti seorang remaja berambut ungu yang memakai seragam yang berbeda dengan yang lainnya.
"Selamat siang, anak-anak. Kita hari ini kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu, nak." Remaja itu mengangguk.
"Kenalin. Nama gue Haikal. Gak peduli nama panjang. Cukup panggil gue gitu aja. Gue pindah kesini karena bokap gue yang dipindah tugasin kesini. Salken." Tanpa menunggu respon semua orang yang melongo, remaja itu langsung melengos pergi duduk di bangku yang kosong didepan Argha. Bu Yuyun geleng-geleng kepala. Sepertinya guru BK mendapatkan murid kesayangan tambahan.
"Hai, gue Haikal." Si rambut ungu tadi membalikkan badannya menghadap Argha yang kaget karena diajak berkenalan.
"A- Argha."
"Hai, Argha. Salken. Lo mau kan temenan sama gue?" tanya Haikal menatap Argha penuh harap.
"Maaf, Haikal. Gak bisa. Kamu cari temen yang lain aja, ya?" tolak Argha. Karena dia tau apa yang bakalan terjadi jika Haikal berteman dengannya
"Gue gak suka penolakan. Pokoknya mulai hari ini lo resmi jadi temen gue." kata Haikal lalu kembali menghadap ke depan tanpa mempedulikan Argha yang kini napasnya tercekat karena mendapat kan tatapan yang sangat tajam dari teman-teman sekelasnya. Dia sudah tau ini akan terjadi.
***
Argha dan Haikal kini sedang jalan beriringan menuju gerbang sekolah karena waktu belajar sudah selesai.
Sebenarnya Argha sangat risi karena semua orang menatapnya benci. Mungkin karena Argha sekarang mendapatkan teman baru yang bisa saja membuat rencana-rencana mereka untuk mem-bully Argha gagal selalu karena ada yang melindungi Argha.
"Heh, cupu! Gue ada urusan sama lo, ya!" tiba-tiba muncul senior yang dikenal dengan nama Vanda itu menarik tangan Argha kasar kembali masuk kedalam sekolah. tapi gerakannya terhenti karena ada tangan lain yang menggenggam tangan Argha yang satunya lagi.
"Lepasin tangan lo!" kata Haikal menatap senior yang tidak ia kenal itu.
"Siapa lo berani nantang gue?"
"Gue bilang lepasin tangan lo!" bentak Haikal lengkap dengan mata yang melotot tajam dan akhirnya membuat Vanda langsung melepaskan cengkeramannya pada tangan Argha.
"Awas kalo gue liat lo berani nyentuh sahabat gue! gue pelintir juga leher lo!" ancam Haikal lalu menarik Argha untuk melanjutkan langkah mereka yang tertunda.
"Ishh siapa sih tuh cowok? Awas aja nanti." Geram Vanda lalu pergi dari sana dengan dengusan kesal karena tidak jadi menyiksa Argha kali ini.
"Ikal." Panggil Argha.
"Hm? Ikal?"
"Um nggak suka ya? Maaf ya?"
"Suka. Panggil aja sesuka lu."
"Makasih ya. Tapi Kamu gak usah kayak gitu. Dia senior kita. Aku gak papa, kok." Kata Argha dengan kepala yang tertunduk. Mereka sekarang ada tepat didepan gerbang.
"Sans aja. Lo aman sama gue. lo pulang naik apa?"
"Jalan kaki."
"Ayo gue anter."
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfie (BXB)
Teen FictionArgha Ravindra. Remaja dengan gelapnya takdir dihidupnya. Sakit dan luka menjadi makanannya sehari-hari. Hanya berbekal janji manis yang kakeknya ucapkan membuatnya harus bertahan hidup karena ia yakin yang kakeknya bilang akan terjadi nantinya. Sel...