"Permisi. Apa disini ada yang bernama Haikal?" seluruh kelas menatap kearah pintu dimana disana ada seorang gadis yang menatap takut-takut.
"Gue. kenapa?" Haikal berdiri dari duduknya.
"Emm... maaf, Kak. Kakak dipanggil sama Pak Kepsek. Kalau begitu saya permisi." Gadis itu langsung pergi tanpa menunggu respon dari Haikal langsung.
Haikal berdecak kesal kemudian menatap Argha yang tengah mencatat itu. Kebetulan guru nya absen hari ini.
"Gue pergi dulu." Argha mengangguk.
Haikal berhenti didepan kelas lalu matanya bergerilya menatap seluruh kelas, "Awas kalo kalian macem-macem. Bukan cuma gue congkel mata kalian, gue pelintir leher kalian tapi gue juga bakal nguliti kalian dan gue kasih daging kalian ke singa peliharaan gue." ancam Haikal lalu keluar kelas.
Haikal sebenarnya sangat takut melihat temannya ditinggal sendirian. Dia takut kalau Argha kembali terluka. Dia tau Argha itu lemah. Argha itu remaja lemah. Dia tau. Tapi Argha berusaha tegar agar semua orang tak mengetahui kelemahannya. Haikal ingin sekali rasanya menyumpah serapahi Argha karena kebodohannya yang tidak pernah melapor BK kalau dia dianiaya. Kalau dia melapor, pasti sekarang Argha bisa belajar dengan tenang. Tak akan ada lagi pem-bully an terhadapnya.
Tapi yang dilakukan remaja kecil itu hanya diam, diam, diam dan diam. Tak pernah melawan. Kalau Haikal jadi Argha, sudah pasti yang mem-bully nya sudah babak belur tak kesah itu cewek maupun cowok.
Haikal terus berdoa semoga Argha dikelas baik-baik saja. Jujur, dia selama masa sekolah tidak pernah mendapatkan seorang teman. Karena dia yang berandalan. Dan baru kali ini juga Haikal mau melindungi seseorang sampai segitunya. Biasanya dia masa bodo dengan sekitarnya. Tapi kenapa kalau sama Argha dia berbeda?
Yeah! Tenaganya jangan diragukan. Dia bahkan pernah memukul sepuluh preman sendirian. Dia nya sih ikut bonyok, tapi setidaknya dia bisa mengalahkan para preman itu tanpa bantuan siapapun.
Haikal juga selalu pindah-pindah sekolah karena dia selalu bikin ulah di setiap sekolah yang ia singgahi. Dia menciptakan geng dalam waktu sehari. Itu jagonya. Dia suka balapan liar sampai beberapa kali masuk rumah sakit. Tapi dia paling anti dengan rokok dan alkohol. Dia tidak pernah menyentuh dua benda itu.
Kelakuannya sampai membuat kedua orang tua dan kedua Kakak laki-laki nya pusing memikirkannya. Bahkan kedua Kakak nya itu tak seberandal Haikal waktu sekolah. Entahsikap dan sifat Haikal menurun dari siapa.
Dia tak pernah pacaran. Ribet katanya. Meskipun dia berandalan, dia tetap sayang keluarga nya. Dia selalu menurut kepada Bundanya. Tapi kalau Bunda nya sudah menyuruhnya untuk berhenti dalam pergaulan bebas itu, maaf saja. Haikal tidak akan pernah menurut kalau soal itu. Mungkin bahasa bakunya itu, kecanduan.
Dan jangan pernah mau berurusan dengan nya kalau masih sayang nyawa. Haikal pernah memukul Kakak kelas waktu MOS pertama masuk SMP karena kakel nya itu terus saja menggodanya. Kakel itu masuk rumah sakit dan Haikal di skor selama 14 hari. Itu salah siapa? Toh bukan sepenuhnya salah Haikal juga.
Waktu itu Ayah nya marah padanya dan mengurung Haikal selama seminggu dikamarnya. Segala fasilitas diambil. Dan sejak itu pula, Haikal jadi berandalan yang ditakuti di sekolah manapun. Bahkan kakel tunduk padanya.
***
Tak lama kemudian, Haikal keluar dari ruang Kepsek. Tanpa menunggu apapun lagi, dia langsung berlari menuju kelasnya. Perasaannya tidak enak mengenai Argha.
Dan benar saja, waktu dia sampai di kelas, Argha tidak ada di mejanya.
"Bajingan! Dimana Argha? Siapa yang berani bawa dia, hah?" Haikal menggebrak pintu kelas membuat seisi kelas terkejut karenanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfie (BXB)
Novela JuvenilArgha Ravindra. Remaja dengan gelapnya takdir dihidupnya. Sakit dan luka menjadi makanannya sehari-hari. Hanya berbekal janji manis yang kakeknya ucapkan membuatnya harus bertahan hidup karena ia yakin yang kakeknya bilang akan terjadi nantinya. Sel...