🔞🔞🔞
.
.
.
⚠️⚠️⚠️
.
.
.
⭕❌⭕BOCILLLL MENJAUHHHHHHHHHH
***
"Eumhh..."
Mulut itu menggumam seraya mata bulatnya mulai terbuka. Mencoba menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke retina maya cantiknya.
"Emh aghh... K-Ka ughh??"
Seketika ia merasakan dingin dan rasa sensitif dibagian dadanya. Tangannya bergerak cepat menjambak rambut tebal itu. Wajahnya kian memerah saat menyadari tubuhnya sudah bertelanjang dada. A-apa ini?
"Kakak! Akhh stophh emhh..." Napasnya memburu saat akhirnya putingnya bebas. Ia menangkup wajah itu agar tak semakin mendekat. Matanya membulat lucu menyadari mereka sudah ada di ranjang asing dengan posisi tubuh kecilnya yang ditindih manusia tampan yang ia baru ingat bahwa dia adalah suami sahnya. Ia ingat terakhir kali sebelum ia menutup matanya adalah didalam mobil. Dan jam berapa ini?
Cup.
Zay mengambil tangan hangat Argha dan mengecup pergelangan tangannya.
"Kenapa, sayang?" Suara bariton itu membuat Argha tersentak kecil. Malu. Sungguh.
"H-hah?"
"Hahaha. Kamu kenapa, hm? Linglung gitu?"
Dengan cepat Argha kembali menahan wajah Zay yang ingin merunduk. Ia masih kaget tentu saja.
"K-kakak mau apa?" tanyanya.
"Mau apa? Pertanyaan macam apa itu, baby? Malam pertama kita."
"Ma-mal-malam pertama?"
"Ayolah, sayang. Kakak tau kamu gak sepolos itu, hm. Kakak mau kamu malam ini. Kakak mau seutuhnya jadiin kamu milik Kakak seorang. Kakak mau nandain kamu."
"T-tapi..."
Alis Zay naik satu. Ekspresinya langsung begitu mengintimidasi si kecil yang mulai gemetar. Bagaimana ini?
Pikiran Argha sudah melayang jauh. Mendengar cerita orang-orang saja ia takut jika berhubungan intim. Apalagi saat kemarin pernah melihat kondisi Ziyan setelah tak sengaja berhubungan intim dengan Tommy. Pemuda itu langsung jatuh sakit dan berbicara bahwa badannya sakit semua.
"Tapi sakit."
"Hum? Kata siapa hm? Emang pernah nyobain?"
"Banyak pasien aku yang sakit setelah berhubungan intim, Kakak. Bahkan ada yang bilang saat pertama kali dimasuki itu rasanya seperti tubuh dibakar." adunya.
"Gak, sayang. Sakitnya cuma diawal dikit aja. Kayak disuntik kok."
"Suntik?"
"Ya."
"Beneran?" Ayolah Argha. Jangan percaya dengan suami mu ituuuuuu.
"Iya, baby. Nurut ya. Kalo nurut cepet selesei deh."
Belum selesai Argha mengangguk atau kembali berbicara, Zay cepat menyerang lehernya. Ini akan lama jika terus berteori. Ada baiknya langsung praktek. Urusan sakit tidaknya sejalannya proses saja.
"Eunghh Ka-Kakakhh..."
Zay menahan ke2 tangan Argha diatas kepalanya. Tangannya yang besar mampu mengikat rapat ke2 tangan Argha yang menyilang.
Tubuh Argha meremang saat tak henti-hentinya Zay menggigit, menjilat dan mengulum sekitar leher dan tulang selangkanya. Bahkan Zay menggigiti jakun kecilnya. Dulu Argha begitu polos sampai tak mengerti apa itu cupang. Tapi kini ia mengerti dan ia yakini Zay membuat banyak karya disana. Dikulit putihnya yang begitu kontras dengan tanda kepemilikan dari suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfie (BXB)
Teen FictionArgha Ravindra. Remaja dengan gelapnya takdir dihidupnya. Sakit dan luka menjadi makanannya sehari-hari. Hanya berbekal janji manis yang kakeknya ucapkan membuatnya harus bertahan hidup karena ia yakin yang kakeknya bilang akan terjadi nantinya. Sel...