"Zay. Lo beneran pacaran sama cowok bertopi itu." Tanya Mahen. Sahabat Zay.
"Gak usah jelek-jelekin cowok gue kalo masih pengin hidup."
"Siapa yang jelek-jelekin bangsat. Gue cuma nanya." Balas Mahen.
"Iya, gue jadian sama dia. Kenapa?"
"Kok bisa?" Tanya satunya. Namanya Kenzo.
"Ya bisa lah. Kenapa emangnya?" tanya Zay lalu menyesap rokoknya dalam-dalam.
"Dia kan yang sering di-bully sama kakel nya. Dia bahkan sering banget keluar masuk UKS buat obatin luka baru. Hampir setiap hari kalo gue liat mah. Dia juga sering keluar masuk BK karena sering bolos katanya." Kata Kenzo.
"Bully, ya? Udah bosen hidup ternyata mereka." Zay menatap kedepannya dengan tangan mengepal penuh. Dan seringaian mengerikan.
"Zay, emangnya lo baru kenal sama tuh cowok?" Zay hanya mengangguk menanggapi.
"Terus kenapa lo bisa jadiin dia pacar lo? Gimana ceritanya?" tanya Mahen lagi.
"Gak tau."
"Aneh lo sumpah!"
Zay hanya mengedikkan bahunya acuh. Dia pun berdiri dan langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang bahkan mie nya belum habis. Mahen dan Kenzo meletakkan mangkuk mie nya dan menyusul sahabatnya. Mereka takutnya sahabat bego nya itu bikin masalah baru.
***
Haikal menarik tangan Argha menuju kantin. Tadinya Argha menolak karena dia tidak pernah pergi ke kantin karena dia tidak punya uang untuk sekedar membeli air mineral. Tapi Haikal terus menariknya dan mengiming-imingi traktiran pada Argha.
"Haikal."
"Hm."
"A... aku mau ke toilet sebentar. Kamu duluan aja. Aku nanti nyusul." Kata Argha membuat langkah mereka terhenti. Haikal melepaskan tangan Argha.
"Janji, ya?" Argha mengangguk. Argha pun berbalik arah dan menjauh. Haikal yang sedikit cemas pun memilih mengikuti Argha diam-diam.
Tapi, Haikal kehilangan jejak Argha. Saat dia sampai di kamar mandi, disana sepi. Tak ada siapapun. Dia bingung kemana Argha. Padahal tadi jarak keduanya tidak terlalu jauh.
Haikal menyusuri setiap lorong didekat toilet. Tapi Argha tak ia dapati. 5 menit, Haikal tak menemukan Argha dia mulai panik. Dia takutnya Argha kembali di-bully para murid disana.
Haikal melangkahkan kakinya cepat saat mendengar suara rintihan kesakitan dari balik dinding timur. Dia kenal suara itu.
Haikal melotot saat melihat Argha yang terduduk bersender dinding dengan lima kakel didepannya. Pipi kanannya berdarah dengan goresan memanjang. Dan kakel yang bernama Mel itu mengangkat sebuah ember hendak menyiramkan isinya pada Argha. Haikal dengan berlari langsung menghampiri mereka dan menendang ember itu hingga isinya malah mengenai teman Mel yang disebelahnya.
"Bangsat!" marah Haikal saat dia melihat hoodie Argha yang sobek di lengan kirinya. Dia menampar pipi Mel dan satu temen cewek nya kemudian memukuli ketiga cowok yang daritadi diam menonton. Haikal sangat brutal melakukannya. Hingga kakel nya itu kewalahan dan mereka babak belur dibuatnya.
Argha bangkit kemudian memeluk Haikal dari belakang untuk menghentikannya. Lihatlah, ketiga cowok itu terkapar dengan salah satunya yang sudah pingsan karena hantaman Haikal yang tidak main-main itu.
"Kalian banci cuma beraninya sama yang lemah. Kalo berani ngadep sama gue, babi!" kata-kata Haikal keluar membuat keempat kakel yang masih sadar itu bungkam seketika karena mereka belum pernah mendapatkan hal semacam ini apalagi dari adik kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfie (BXB)
Teen FictionArgha Ravindra. Remaja dengan gelapnya takdir dihidupnya. Sakit dan luka menjadi makanannya sehari-hari. Hanya berbekal janji manis yang kakeknya ucapkan membuatnya harus bertahan hidup karena ia yakin yang kakeknya bilang akan terjadi nantinya. Sel...