Tubuh itu tersentak. Ia mengenal jelas tengah berada dimana. Ia dengan ketakutan membunjah pun turun dari ranjang dan berlari menuju pintu. Belum sempat ia membuka pintu, benda putih itu sudah terbuka dari luar.
"Loh, sayang? Udah bangun?"
"M-Ma. A-Argha mau pulang."
"Eh kenapa, sayang?"
"Hiks... pulang... M-Mama hiks... tolong..."
Esta langsung memeluk Argha. Mengusap tengkuk itu untuk menenangkannya.
"Iya sayang iya. Kita pulang ya. Ayo."
Dengan bingung Esta membawa Argha turun untuk mengantarnya pulang.
"Mau kemana, Ma? Itu Argha kenapa?" Tanya Varen yang sepertinya baru pulang dari kampusnya.
"Mama mau nganterin Argha pulang. Mama juga ga tau Argha kenapa."
"Yaudah ayo Varen anter."
Esta mengangguk setuju. Kemudian mereka pun mengikuti arah tunjuk Argha dimana rumahnya. Esta dan Varen mengernyit melihat motor familiar yang tak jauh dari mobil mereka berhenti.
Setelahnya Argha turun kemudian berlari memasuki gang itu. Varen dan Esta yang takut Argha kenapa-kenapa pun menyusul dengan berlari juga.
Hingga ke3nya berhenti dengan mata yang membelalak tak percaya. Melihat bagaimana 12 tubuh manusia yang dibakar bertumpuk dengan kondisi terpotong-potong.
"ARGHH!! NGGAKK!!!" Teriakan itu membuat Esta kaget. Ia menarik Argha kala anak itu akan berlari menuju api yang membara. Argha memberontak dengan tangisannya.
"Sayang tenang, nak. Sutt sayang..."
"NGGAK!! HIKS!! Nggak... jangan hikss kumohon..."
Argha kalut. Emosinya memuncak. Ia melepaskan pelukan Esta dan berlari lalu menerjang tubuh tegap itu hingga jatuh ke tanah. Argha menduduki perutnya. Memukuli dadanya dengan kencang melampiaskan semuanya.
"KAMU JAHAT!! KAMU BUNUH MEREKA!! HIKS! KAMU JAHAT!!"
"Mereka jahat juga sama lo selama ini!"
"NGGAK! HIKSS! MEREKA GA JAHAT!! HIKS MEREKA JAGAIN ARGHA!! HIKS MEREKA BAIK HIKS! KAMU KEJAM!! ARGHA BENCI KAMU!! HIKS..."
Apa yang sebenarnya ada dipikiran Argha selama ini? Jono dkk jelas-jelas menyiksanya setiap hari. Merampas uangnya dan memukulinya jika ia membawa uang sedikit. Dari mana kata 'baik' dan 'jaga' yang Argha maksud?
Pukulan Argha melemah, "Hiks... kembalikan kumohon hiks... m-mereka keluarga Argha hiks... kumohon..."
"Keluarga?"
4 orang sahabat itu kini tengah bercanda ria di sebuah kafe setelah menyelesaikan tugas kuliah mereka. 2 gadis dan 2 lelaki.
"La, nanti gw ke rumah lu ya. Kata nyokap lu, gw dimasakin oreg tempe spesial buat gw." ujar si tampan berambut hitam legam itu. Namanya Bima.
"Dih pd banget. Kapan nyokap gw bilangnya?"
"Tadi pas gw jemput lu pagi."
"Pasti lu caper kan ke nyokap gw?"
"Iyalah. Caper sama camer apa salahnya?"
"Dih ogah ya. Camer-camer! Ga ada ya."
Ke2nya bahkan melupakan ke2 orang yang menatap ke2nya dengan cemburu.
Singkatnya. Bima itu menyukai Kala. Gadis cantik yang hampir memikat semua perhatian warga kampus. Selain cantik, Kala juga sangat pintar dan dari keluarga berada. Identik dengan kata sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfie (BXB)
Teen FictionArgha Ravindra. Remaja dengan gelapnya takdir dihidupnya. Sakit dan luka menjadi makanannya sehari-hari. Hanya berbekal janji manis yang kakeknya ucapkan membuatnya harus bertahan hidup karena ia yakin yang kakeknya bilang akan terjadi nantinya. Sel...