Buntu!
Jejak menghilang!
Hingga matahari terbit pun mereka tak berhasil menemukan 2 orang yang menghilang. Surya sudah meminta bantuan polisi tapi tetap tak ada hasil sama sekali.
Zay masih diatas motornya. Masih berusaha mencari lagi dan lagi. Ia cemas dan khawatir. Dari semalam ia terus merutuki kebodohannya. Bagaimana mungkin ia mengatakan hal-hal yang begitu menyakitkan tentu saja untuk sosok manis itu.
Hingga Zay menepikan motornya saat merasakan ponselnya berdering. Siapa tau ada info tentang ke2nya.
Matanya membelalak melihat 2 foto yang dikirimkan oleh Mell.
'Disini, sayang. Aku izin ngambil organ mereka ya. Buat gantiin semua kerugian yang kamu ambil. Hahaha...'
"BRENGSEK!" No Zay diblokir oleh Mell. Zay langsung menghubungi Papanya untuk melacak foto itu.
"Tuhan. Jaga mereka." Gumamnya lirih. Zay takut melihat Argha dan Esta yang terikat disebuah kursi. Kondisi Argha sangat mengenaskan dengan tubuh yang dipenuhi luka dan darah.
Tak lama Zay mendapat konfirmasi dari Surya. Mereka mendapatkan lokasinya. Zay langsung tancap gas full untuk menyelamatkan ke2nya.
Sementara itu...
"KAMU IBLIS!! LEPASKAN ARGHA!!" Teriak Esta. Ia takut dengan kondisi Argha. Sepertinya kepalanya bocor karena darah yang tak kunjung berhenti keluar. Apalagi Esta sama sekali tak melihat pergerakan Argha dari semalam. Banyak hal buruk yang memenuhi kepalanya.
Esta menatap Mell waspada. Gadis itu membawa sebilah pisau tajam dan pot bunga ukuran sedang
"KUMOHON JANGAN! LEPASKAN ARGHA! HIKS..."
Esta memberontak pada ikatannya. Saat tangan Mell yang memegang pot bunga terangkat dan kini tepat berada diatas kepala Argha. Pot itu siap jatuh kapan saja.
"JANGANNN!! ARGHAA!!"
Bugh!!
"Upss kepleset! Hahahaha!!!"
Pot itu menghantam kuat kepala Argha. Esta menjerit kuat. Argha tak baik-baik saja.
"Mata dulu kah?" Mell menunjuk pelipis disamping mata Argha dengan pisaunya.
"Atau... jantung dulu? Hati dulu boleh sih. Eh iya ginjal dulu, deh." Mell menunjuk-nunjuk tubuh yang bertepatan dengan organ dalam Argha dengan pisau itu membuat Esta kalap.
"ARGHA SAYANG!! BANGUN NAKK!! MELL JANGANNN!! SAYA MOHON LEPASKAN ARGHA!!"
"Ck berisik."
Mell mendekati Esta dengan kilatan emosinya. Dengan tak berperasaannya ia menusuk perut Esta membuat wanita cantik itu diam merasakan sakit luar biasa.
"Gitu kek diem."
Lalu tiba-tiba...
DOR!
DOR!
DOR!
Puluhan tembakan terdengar diluar. Puluhan anak buah Mell mati tanpa sisa.
"Sialan!"
Mell langsung berlari kebelakang dan melarikan diri di tepian hutan. Pergerakannya yang berisik tentu saja dilihat banyak orang.
Surya, Tommy dan beberapa polisi membantu membebaskan Esta dan Argha. Sementara Zay, Varen dan 3 polisi mengejar Mell.
Hingga Mell berhenti karena didepannya adalah jurang gelap dan dalam. Ia tak bisa keman-kemana lagi. Saat berbalik pun dibelakangnya sudah dihadang Varen dan Zay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boyfie (BXB)
Teen FictionArgha Ravindra. Remaja dengan gelapnya takdir dihidupnya. Sakit dan luka menjadi makanannya sehari-hari. Hanya berbekal janji manis yang kakeknya ucapkan membuatnya harus bertahan hidup karena ia yakin yang kakeknya bilang akan terjadi nantinya. Sel...