PROLOG

106 6 1
                                    

IG: _fyanxaa.wp

Welcome to my new story!!

Vote and comen guys!!

--------------------------------------

"TANPA KAMI JUGA KAMU GA BISA APA-APA!! JADI GAK USAH NGELUNJAK!"

"pa... Udah pa..." Wanita itu hanya bisa berbicara lemas, kala kondisi tubuhnya benar-benar sedang tak baik.

"KALO BUKAN KARNA KAMU, FREYA GAK BAKAL NERIMA ITU SEMUA!!" Teriak pria lima puluh delapan tahun itu menyiratkan seluruh urat-urat di lehernya.

"GUE GAK PERNAH BUNUH ANAK LO ITU! GUE BAHKAN GAK ADA DISANA SAAT ITU! GUE JUGA KEHILANGAN! YANG SEDIH BUKAN LO DOANG! GUE KEHILANGAN ADEK GUE SATU-SATUNYA!" Balas Fara tak kalah nyaring. Seluruh tubuhnya bahkan bergetar hebat, lantaran tersalut emosi hingga rasanya pita suaranya akan meledak. Kepalanya terasa panas, malam itu menjadi sangat irasional.

Cewek dengan tas ransel besar itu berjalan cepat mencari pintu keluar, mencoba lari dari keributan itu.

"HARUSNYA YANG MATI ITU KAMU FARA! BUKAN ADEK KAMU!" Teriak papanya lagi dan lagi selalu menyalahkan nya. Fara menghela nafas berat, matanya berkaca-kaca menahan tangis yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Iya, tenang aja, gue nyusul ntar" pintanya lanjut berjalan. Bahkan dingin malam tak lagi bisa ia rasakan, saking dalamnya goresan yang menusuk-nusuk jantungnya barusan. Semua menimpanya secara bersamaan, tubuhnya benar-benar mati rasa. Pikirannya melantur kemana-mana, merasa kartu kredit yang tengah ia genggam itu tak lagi bisa menjadi segala-galanya.

Gadis itu berdiri diam, ditepi sebuah jembatan gantung yang ramai dilalui kendaraan lalu lalang. Pandangannya kosong menghadap kebawah, menatap laut lepas diujung kota yang tampak gelap tanpa cahaya bulan. Kakinya sudah bersiap sedari tadi, posisinya yang sudah tak lagi dibalik pagar besi dapat mempermudah aksi gila itu. Tak ada yang menghalangi tubuhnya, bahkan semburan angin malam berhasil menggoyang tubuh mungilnya yang sangat lemas itu.

Fara perlahan memejam matanya, mulai pasrah pada setiap apapun yang akan dilalui nanti setelah dunia. Kala badan gadis itu sudah condong ke depan menjatuhkan diri, sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya, menarik cepat gadis itu kebelakang. Bahkan tak segan menggendongnya dengan dua tangan, kembali melompati pagar besi putih jembatan itu.

Fara terkejut, matanya terbelalak menatap pria dengan kemeja putih yang tengah memegangi pinggangnya itu. "Cukup, Fara" gumam pria itu pelan. Fara langsung berjalan mendekat dan memeluk erat pria itu. Tangisnya pecah, kala bersandar di dada bidang milik pria yang menyelamatkan nya itu.

--------------------------------------

Read more, untuk kelanjutan ceritanya!!!

Masih penasaran sama semuanya? Cuss lanjut bab berikutnya!!

Gak bakal nyesel beneran😄☝️

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang