24 - Liburan

4 1 0
                                    

IG: _fyanxaa.wp

-------------------------------------

-------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fara berdecak pelan. Gadis itu berdiri menyilang tangan didada, dengan empat koper tergeletak dilantai didekatnya. Di pagi menjelang siang itu, ia harus menunggu agak lama, bersama dua gadis yang tak begitu ia kenal. Pastinya Fara merasa canggung, namun ia mengkontrol itu semua dan berusaha terlihat biasa saja.

Tak jauh dari tempat ia berdiri, Zila juga berdiri, memegang satu koper. Juga ada Nessa yang duduk di bangku panjang di bandara itu, tiga-tiganya hanya diam, tak bicara sama sekali, sambil Fara berharap ketiga cowok itu lekas kembali dari toilet.

Nessa yang paling canggung disini, karna itu pertama baginya bertemu Fara dan Zila. Ia merapatkan kakinya, menumpu telapak tangan diatas kedua lututnya, sembari celingak-celinguk menunggu Bimo. Yang akhirnya, yang ia tunggu-tunggu itu datang. Ketiganya tampak saling merangkul, entah membicarakan apa sembari tertawa lepas. Hingga sampai di tempat para cewek-cewek itu menunggu mereka, barulah ketiganya kembali diam.

"Yok" ajak Bimo. Langsung berdiri menghampiri Nessa, Jidan pun menambah kecepatan langkahnya menuju Fara. Cowok itu langsung mengangkat dua koper dibawah kaki gadis itu sembari menebar senyum manisnya. Bimo dan Nessa lebih dulu berjalan kearea dalam bandara, dengan dua koper ditangan kiri dan kanannya juga. Disusul oleh Jidan yang berjalan pelan dibelakang Fara. Darrel mengikut disamping Jidan, langkahnya sangat pelan sekali, sembari menyeret kopernya.

Matanya dengan sengaja melirik kesamping, melihat Zila tengah kesusahan mengangkat koper pink milik gadis itu. Dengan ragu-ragu, Darrel inisiatif menolongnya. "Sini..." Ujarnya pelan seraya mengambil dengan lembut koper itu dari tangan Zila. "Makasih" timpal gadis itu, lalu keduanya berjalan berdampingan.

Tanpa Darrel sadari, Jidan sempat melirik kebelakang memperhatikan dirinya yang sibuk berbincang ringan dengan Zila. Obrolan singkat itu sempat mengulas senyum lebar dari keduanya, yang juga terlihat oleh Jidan.

Disisi lain, dipaling depan. Bimo tak henti mengulas tawa ringan, kala berbicara dengan pacarnya itu.

"Aku malu, Bim. Aku gak kenal mereka siapa..."

"Hahaha... Nanti aku kenalin, mereka pasti seneng kok ketemu kamu. Temen aku semua itu"

"Kenapa gak bilang dari awal kalau bakal ada orang lain? Kamu tau aku gak terbiasa"

"Iya, maaf ya... Ya- semuanya mendadak aja sebenernya. Aku mau kamu lepas sebentar dari tugas kuliah itu"

"Itu gak cuma sekedar tugas, Itu skripsi terakhir. Aku ngejar target biar bisa wisuda tahun ini..."

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang