06 - Kelewatan

17 2 0
                                    

IG: _fyanxaa.wp

Jangan lupa support ceritanya ya, bantu vote kalau suka.
Makasih banyakk!!!

-----------------------------------

Jidan berdiri di depan sebuah kedai kecil. Sedikit menunduk memandang lemari dingin yang berisi penuh es krim. Cowok itu melihat satu-persatu, bola matanya berjalan dari ujung ke ujung sepanjang lemari pendingin itu. Ia lalu membuka tutupnya dengan menggeser ke samping, Jidan mengambil setangkai es krim rasa strawberry.

Pria dengan tinggi badan seratus tujuh puluh lima senti meter itu berjalan seorang diri, menyusuri jalanan yang ramai oleh kendaraan lalu lalang. Tak bisa sepenuhnya ia menikmati es krim itu, setangkai hanya mampu membersihkan sedikit dari puing-puing di kepalanya.

Es krim itu habis di tengah jalan, dan sepertinya masih sedikit jauh untuk sampai di halte dekat sana. Jidan terus berjalan, langkahnya yang lunglai sesekali menendang bebatuan kecil yang menghalangi jalannya. Hingga akhirnya sampailah cowok itu di halte bus. Ia tak melihat siapapun disana, Jidan lalu duduk. Menumpukan wajahnya pada telapak tangan dengan siku yang menumpu pula pada lututnya.

Disela renungnya yang penuh beban pikiran itu. Tiba-tiba ponsel di dalam kantong celananya bergetar.

 Tiba-tiba ponsel di dalam kantong celananya bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada telepon masuk dari nomor tak dikenal. Jidan sedikit bersemangat, Jidan berpikir ada yang berminat dengan jasa les privat nya. "Halo, ini dengan Jidan..." Sahutnya sesaat setelah telepon itu tersambung.

"..."

"Halo? Ini dengan siapa? Halo?" Jidan mencoba berkali-kali, tetapi tak ada yang bicara di telepon itu. Tepat setelahnya. Muncul suara tawa yang sangat besar, dari arah belakang Jidan. Cowok itu kaget banget dan langsung menoleh kebelakang dengan sikap kuda-kuda dan tangan terkepal erat siap untuk memukul.

"AHAHAHAHAHA" tawa gadis itu semakin kuat. Fara keluar dari balik baliho besar di sebelah Halte. Langkahnya bahkan menjadi lemah karna tertawa. Gadis itu menghampiri Jidan, berdiri dihadapan Jidan sembari terus tertawa. Tangannya memukul-mukul dada Jidan kala berdiri tak lurus. Cowok itu menghembuskan nafas berat. Ia mengelakkan tangan Fara dari badannya seraya menatap gadis itu dengan wajah melas.

Suasana hati nya hancur seketika. Cowok itu muak berada disana, ia kembali menyandang tas ransel hitam nya yang tadi ia letakkan di bangku halte. Tanpa sepatah katapun, Jidan berbalik dan mulai berjalan pergi meninggalkan gadis itu.

Fara meredakan tawanya, masih dengan cekikikan kecil, ia menyusul Jidan sambil berkata. "Idih... Marah lo? Bisa marah juga lo? Gitu doang elah... Ngambek ni ceritanya?" Tutur gadis itu beruntun. Jidan lalu berhenti melangkah, cowok itu berbalik sembari menarik nafas dalam-dalam.

"Gak lucu!" Sentaknya dengan mata tajam pada gadis dengan rambut lurus itu. Fara benar-benar melenyapkan senyum di wajahnya. Sepertinya cowok itu marah besar.

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang