IG: _fyanxaa.wp
--------------------------------------
Darrel terbangun disiang bolong, karna silaunya cahaya matahari yang sudah menembus ruangan kamar kost itu. Ia duduk sejenak diatas kasur, melamun hingga sisa kantuknya hilang. Rambutnya sangat berantakan, kaos putih polos yang ia kenakan juga terlihat lusuh. Matanya memandang sekeliling, menyadari Jidan tak ada di manapun. Kamar itu sudah sangat rapi, bahkan baju didalam koper nya semalam sudah tersusun di rak baju dibelakang pintu masuk.
Semua tertata dengan baik dan bersih, seolah tak ada satupun debu yang menempel. Dengan langkah lunglai, Darrel berdiri menuju kamar mandi. Langkah gontai nya hampir membuatnya jatuh karna oleng kesana-kemari. Didalam kamar mandi berukuran mini itu pun, tepat diatas wastafelnya, sudah tersedia, satu sikat gigi baru dengan sabun mandi dan juga shampo. Yang sepertinya Jidan sengaja menyediakan nya untuk Darrel.
Cowok itu tersenyum miring, dengan gelengan kecil. Merasa sedikit terharu dengan Jidan yang sudah bertahun-tahun bersamanya itu.
Selesai dari kamar mandi, ia lanjut berdiri di balkon kamar, melihat pendangan di bawah yang penuh dengan rumah-rumah juga orang-orang lalu lalang. Rambutnya masih basah, juga belum disisir. Cowok itu merasa bosan sendirian disana, tak lama ia kembali masuk kedalam mengotak-atik barang-barang Jidan. Mulutnya menganga kala melihat deretan buku-buku diatas rak meja belajar temannya itu. Penuh dengan buku-buku tebal pelajaran, terutama matematika. Namun, ada sesuatu yang membuatnya salah fokus. Kala berdiri dibelakang kursi belajar Jidan itu, Darrel melihat semua kertas kertas kecil yang tertempel di dinding sana.
Matanya menyipit seketika kala melihat sebuah foto dalam bentuk polaroid.
"Ini kan Zila..." Gumamnya mengambil foto itu dari sana. Ia memperhatikan lebih dekat, sambil mengingat-ingat. "Gila... Masih disimpan sama dia..." Darrel lanjut melihat yang lain, kebanyakan dari kertas-kertas itu hanya tulisan-tulisan motivasi juga rumus-rumus matematika. "Parah kalau ni anak gak berhasil nantinya" ungkapnya penuh harap.
Darrel duduk dikursi itu, matanya berkeliling memperhatian semua benda yang ada disana. Walau sebagian besar yang ia lihat hanyalah buku. Cowok itu lalu menguap lagi, ia bangkit dari kursi itu karna merasa sangat bosan. Saat merogoh saku, hal pertama yang ia lakukan dengan ponselnya itu adalah melihat jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]
Teen Fiction"kita ini apa?" Tanya cowok itu. Akan tetapi tak pernah tau jawabannya. Fara diora zevanya, seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta. Gadis tanpa tujuan hidup itu selalu ragu dengan apa arti rasa, hingga berkelana kesana kemari mencari...