17 - Sebagaimana sesuatu berjalan

6 2 0
                                    

Jangan lupa selalu untuk memberikan pendapat kalian di kolom komentar...

Biar makin ramee!!!

Thank you all💝🫰

-----------------------------------

Beberapa hari berlalu dengan cepat, Jidan pun sudah merasa beradaptasi dengan lingkungan barunya itu.

"Jakarta panas, ya..." Celetuk Jidan, tengah sibuk menjemur kain lap di halaman belakang cafe. Kala itu juga Bimo melakukan hal yang sama. "Lo belum tau aja, Bekasi" timpal Bimo menaikkan dagunya tinggi.

"Lo orang Bekasi?" Tanya Jidan sirat tak yakin. Alisnya mengernyit heran, dengan mata yang sedikit terbelalak menatap Bimo yang berdiri di sebelahnya itu.

"Bukan. Gue sering liat orang bekasi komen kek gitu di sosmed si" ujarnya disambung cengengesan kecil, merasa berhasil mengkibuli Jidan yang mudah percaya segala hal itu. "Yaelah, Bim..." Jidan menghembuskan nafas berat. Cowok itu memutar bola mata melas. Siang itu, mereka bebersih segala pernak-pernik cafe karna besok cafe itu disewa oleh seseorang untuk sebuah acara pribadi.

Jidan terlebih dahulu masuk kedalam saat pekerjaannya diluar sudah selesai, meninggalkan Bimo yang masih harus menjemur beberapa helai lagi. Jidan membersihkan semua meja, sembari menyusunnya sesuai permintaan orang yang menyewa. Cafe dengan nuansa vintage dan raungan lampu gantung berwarna kuning itu tampak sepi tanpa seorang pun pelanggan.

Tiba-tiba, ponsel di saku depan celemek yang tengah ia kenakan berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba, ponsel di saku depan celemek yang tengah ia kenakan berbunyi.

"Halo, Rel?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Rel?"

"Ji, juragan gue lagi berduka, anaknya meninggal. Katanya dalam semingguan kapal gak bakal jalan dulu"

"Oh, ya? Libur dong lo"

"Nah, makanya... Uang tabungan gue juga udah lumayn nih. Rencananya gue mau nyusul lo ke Jakarta"

"Tiba-tiba banget. Yaudah sini. Eh tapi, nenek lo gimana?"

"Nenek hari-hari juga gue tinggal kerja selalu ke rumah lo, kan? Bisa lah itu"

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang