09 - Dia yang pernah bertamu

10 2 0
                                    

IG: _fyanxaa.wp

-----------------------------------

Kembali berada di halaman kampus. Matahari semakin terik, angin pun mulai hilang terasa. Fara melirik jam tangan kecil di lengan kirinya. '10.12 AM'

"Cewek tadi siapa? Mantan pacar?" Ulas Fara penasaran. Jidan menggeleng pelan, ia berbalik dan duduk di anak tangga yang sedang ia pijak. Fara terheran, melemahkan pandangannya menatap Jidan. "Trus?"

"Aku juga gak tau kami apa"

Sesekali orang-orang berlalu-lalang menyisih mereka. Nuansa kampus dengan cat putih dan besi silver penghalang anak tangga itu menciptakan suasana sepi yang terasa sendu. Cowok dengan poni belah dua itu tertegun diam, mengukir sesal yang mendalam.

"Kamu suka sama dia?" Lontar Fara. Tidak ada respon apapun. "Mata gak bisa boong, dia juga keliatannya suka sama kamu. Trus masalah kalian apa?" Jelas Fara layaknya sebuah dukungan. Jidan berdecih, kepalanya menggeleng pelan seraya membuang pandangan.

"Masalahnya apa?" Cowok itu mengulang kalimat Fara, nadanya sedikit cemooh. "Gak ada masalah, itu emang cinta bertepuk sebelah tangan aja. Siapa juga yang mau disalahin, karna emang udah itu jalannya juga" tandasnya berusaha terlihat santai. Gadis yang sedari tadi berdiri satu anak tangga lebih rendah dari Jidan itu lalu menekuk lututnya dan berjongkok disana, wajahnya sedikit mendongak menatap Jidan. Kedua tangannya dilipat diatas lutut.

Fara kembali bertanya. "Tau dari mana kalo itu bertepuk sebelah tangan? Emangnya udah pernah ungkapin?" Itu membuat Jidan langsung perlahan menoleh padanya lagi. Mata cowok itu menatap liar Fara seolah tengah mengambil keputusan di dalam pikirannya. "Udah..." Jawabnya singkat. Cowok itu langsung menarik bibir tipisnya kedalam. Seakan ada hal yang ingin ia sampaikan atau juga ia tak ingin bicara lagi.

Fara terkekeh kecil. "Kamu ditolak?" Wajahnya sudah siap untuk melontarkan ejekan ketika nanti Jidan menjawab pertanyaan itu. Akan tetapi, cowok itu menggeleng lagi, kali ini gelengannya lebih cepat. Alis Fara bertaut, keningnya berkerut lantaran heran. "Udah lah... Gak usah dibahas" ketus Jidan hendak berdiri dari duduknya. Baru ingin bergerak, dorongan badan pria itu mengejutkan Fara yang tengah jongkok tepat didepannya, alhasil cewek itu tersentak kebelakang. Dengan cepat tangan Jidan meraih pergelangan tangan gadis itu untuk menahannya.

Cowok itu menggenggam kedua lengan Fara yang kecil hanya dengan sebelah tangan. Lalu menarik gadis itu cepat ke posisi semula. "Hati-hati..." Ujarnya khawatir dan lanjut berdiri. Cowok itu melangkah dengan tungkainya yang lulai. Menaiki anak tangga berikutnya hingga sampai di lantai dua. Ia meninggalkan Fara dibawah tanpa melirik sedikitpun. Disisi lain, cewek itu terdiam dengan pikiran yang masih terheran-heran. Secara tiba-tiba muncul hasrat yang sangat besar didalam dirinya untuk mengetahui masa lalu Jidan bersama gadis yang ia temui di bioskop tadi.

Juga pikirannya seolah berkali-kali memutar ulang ingatan barusan saat Jidan menangkap tangannya dengan cepat agar dirinya tak jatuh. Nyaris saja gadis itu berguling kebawah di anak tangga yang lumayan curam itu. Terbayang olehnya betapa besar malu yang akan ia terima jika itu terjadi, benar-benar mengerikan untuk dibayangkan.

"Gila..." Gumamnya pelan kala mengingat tangkapan matanya yang tak sengaja terfokus pada tangan Jidan yang berurat ketika cowok itu mencurahkan tenaga menarik dirinya. Gadis itu menatap angin kosong saat bayang-bayang itu muncul di benaknya.



"Dulu aku mau ngambil beasiswa kuliah di jerman malah kamu larang"

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang