18 - Hari mereka

8 2 0
                                    

IG: _fyanxaa.wp

Follow guys🫶🫶🫶

--------------------------------------

"Siang, Ra..." Jidan mengulas senyum hangat. Setelah pintu apartemen yang ia ketok itu terbuka. Begitu pun gadis dihadapannya, yang tak lepas dari senyum manis yang menawan.

"Harus banget aku yang bukain?" Goda gadis itu sembari mempersilahkan Jidan untuk masuk. "Emangnya aku tau kodenya?" Heran Jidan berjalan mengikuti Fara kedalam apartemen itu.

"Tau..., kan cuma tanggal lahir aku" timpal Fara menoleh kebelakang sejenak. Jidan menahan tangan gadis itu menghentikan langkahnya ditengah-tengah ruangan. "Emangnya Fara lahir tanggal berapa?" Tanyanya dengan wajah yang sumringah kegirangan.

"Tiga mei" Fara menepis pelan tangan Jidan darinya. Berlari kecil kearah dapur untuk menjauh dari Jidan. Bibirnya tersenyum menyipitkan mata, menunggu Jidan akan menghampirinya kesana.

"Baru aja lewat, dong?" Fara mengangguk atas tuturan cowok itu. Jidan langsung terpikir sesuatu, wajahnya tak bisa menyembunyikannya. Sorot matanya seolah tengah mempersiapkan sesuai, lalu Jidan berjalan kembali mendekati Fara. Gadis itu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda kala membukakan pintu untuk Jidan barusan.

"Kamu bisa masak?" Sentaknya seolah tak percaya memiringkan kepalanya kedepan. Cowok itu berdiri di sebelah Fara yang menunggu air mendidih di depan kompor listrik apartemen itu. Gadis itu memberengut, mendorong Jidan dengan bahunya sembali mendelik kesal. "Apaan si, ya bisa lah... Emang aku cewek apaan?"

"Cewek nya Jidan" pinta Jidan cepat langsung melangkah mundur berjaga-jaga dari pukulan gadis itu nantinya. Fara terkekeh, "yang bener?" Cengirnya mengangkat alis.

Jidan tertawa lebar lantaran malu dengan tuturnya barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jidan tertawa lebar lantaran malu dengan tuturnya barusan. Cowok itu menghidupkan keran air di wastafel cuci piring yang tepat berada di depannya, lalu menampungnya dengan telapak tangan sebelum mempercik nya pada Fara.

Gadis itu mematikan kompor sebelum berlari menjauh, dengan cepat ia mengambil air di gelas bening diatas meja makan, dan mulai membalas Jidan. Mereka berlari, saling kejar dan menghindar, mengelilingi ruangan itu sembari tertawa lepas. Hingga keduanya lelah, dan terduduk di sofa ruang tengah. Nafasnya tersengal, tengkuknya mulai ditetesi keringat. Tak dapat mereka memudarkan senyum diwajahnya, lantaran hal sederhana itu terasa begitu berharga.

Keduanya saling menggenggam tangan. Fara bersandar pada pundak Jidan, kala debar jantungnya perlahan mulai berdetak normal. "Aku pengen seharian sama kamu" pintanya perlahan mengelus punggung tangan cowok itu.

"Iya, aku bakal habisin waktu sama kamu. Kita mau kemana habis ini?"

"Makan! Habis itu jalan-jalan, ke taman, trus... Oh iya, aquarium!! Aku mau liat ikan pari!" Sorak nya memancarkan aura ceria keseluruhan ruangan. "Trus mi yang kamu rebus tadi?"

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang