12 - Malam dan mereka

14 1 0
                                    

IG: _fyanxaa.wp

Ayo bantu vote cerita ini❗❗

-------------------------------------

"Jidan!!"

"Iyaa iyaa iyaa, ini serius..."

"Ahahahahaha"

"Ha ha ha ha!"

Hujan mulai reda, Fara dan Jidan menghabiskan malam itu dengan tawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan mulai reda, Fara dan Jidan menghabiskan malam itu dengan tawa. Itu kali pertama gadis itu tertawa di apartemen itu, yang bahkan sudah ia beli dan tinggali dari satu tahun yang lalu. Jidan duduk bersila menyandarkan punggungnya pada sofa sembari memegang hairdryer. Sementara Fara duduk di depannya membelakangi. Jidan mengambil sedikit demi sedikit rambut gadis itu, mengarahkan hairdryer itu secara merata. Sesekali ia iseng, mengibaskan helai rambut gadis itu kedepan, membuat airnya menciprat pada wajah Fara.

"Tadi lagi telfonan sama siapa?" Celetuk Fara penasaran.

"Loh? Kedengeran?" Heran Jidan dengan alis bertaut.

"Ya kalo gak nelfon, kamu ngomong sama siapa, Jidan?! Setan? Enggak dong" sarkas gadis itu dengan nada cemooh.

"Ehehehe" cowok itu cengengesan. Sembari menggaruk tengkuknya. "Jawab dong, malah ketawa" timpal Fara lagi menegaskan perkataannya sebelumnya.

"Zila" jawabnya singkat. Fara lalu dengan bersemangat berbalik badan menghadap cowok itu. Tangannya menepuk-nepuk paha Jidan sembari berkata. "Dia ngomong apa? Ayo cerita!" Dengan rasa penasaran yang membara. Gadis itu berangsur beberapa kali lebih dekat pada Jidan untuk mendengarnya lebih jelas.

Cowok itu agak gugup saat jarak wajahnya dengan Fara terlalu dekat, sedikit refleknya memundurkan wajah sejenak, kemudian cowok itu kembali duduk dengan tegap. "Kamu teriak-teriak tadi, takut Zila kedengeran. Jadi aku matiin telfonnya" jelas Jidan bercerita.

"Yah, gak seru banget. Udah ngobrolin apa saja tadi?"

"Belum ngobrol apa-apa" tandas Jidan dengan wajah datar. Fara menarik lengkungan di bibirnya, gadis itu menyipitkan mata dengan alis bertaut. "Ulang Jidan, Ulang!" Suruhnya menepuk-nepuk paha Jidan, tetapi kali ini lebih keras. "Mana handphone kamu, sini" Fara berdiri dari silanya, gadis itu menumpukan lututnya ke karpet, dan menggeledah sofa dibelakang Jidan dengan tangannya. Tangannya terus meraba-raba seluruh bagian sofa, dan akhirnya menemukan ponsel cowok itu.

Saat Fara menghidupkan layar ponsel itu, Jidan mengunci handphone itu dengan kode PIN empat angka. "Apa PIN nya?" Tanya Fara cepat. Cowok itu meng-eja nya satu persatu, dengan nada sedikit gagap.

"Dua... Satu... Nol... Enam..." Pintanya ragu-ragu. Cowok itu memainkan ujung bajunya, memnggit bibirnya merasa resah. Ia memikirkan semua kemungkinan buruk yang bisa saja tak tengaja terlihat oleh Fara kala gadis itu memegang ponselnya. Tanpa dia sangka, gadis itu menyadari sesuatu dari ucapannya barusan.

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang