19 - Pertemuan berharga

12 2 0
                                    

Bantu support ceritanya ya pookie nya Fyanxaa!!

Jangan lupa keluarin apapun itu pendapat kalian tentang cerita ini!!

Terima kasih banyak!!

Love u all🫶

----------------------------------

"Jadi apa yang penting?" Tutur Zila mendesak obrolan itu agar menjadi singkat.

"Calm down, babe... Baru juga sampai kan? Pesan dulu itu makanannya"

"Panggil Zila, bukan babe"

"Hahaha iya, sorry sorry... Kita ngobrol santai ya, Zila? Kenapa buru-buru si? Pemotretannya sore kan?"

"Tau dari mana hari ini aku ada jadwal pemotretan?" Alis Zila bertaut, matanya sedikit melebar. Gadis itu mulai merasa tak nyaman bersama Bimo, dan sedikit takut.

"Gampang itu mah, cuma jadwal doang. Kamu kan lumayan terkenal" Bimo bersikap sangat santai. Dengan senyum simpulnya pada gadis itu. Zila menghela nafas panjang. Wajahnya mulai melas menatap cowok itu dengan mata tajam.

"Dari awal aku udah curiga sama keluarga kalian. Atau kamu cuma mau manfaatin papa aku aja? Dengan iming-iming kerjasama itu?! Kamu mau omongin tentang ini kan?" Intonasi Zila menjadi cekatan. Wajah Bimo pun menjadi semakin serius. Senyumnya perlahan memudar, tatapannya pun menjadi lebih agregat.

"Iya, tujuan aku emang bahas itu"

"To the point, Bim. Aku gak bisa buang-buang waktu"

"Mungkin ini bisa ngungkit masalah keluarga aku, jadi aku persingkat. Aku gak mau proyek itu jalan. Aku mau tau pendapat kamu tentang itu"

"Tentang apa? Proyek itu? Aku setuju. Karna aku salah satu pihak yang diuntungkan disini, kenapa emangnya?"

"Diuntungkan? Yakin?" Bimo tampak berhasil membuat Zila ragu akan kalimatnya. Gadis itu menurunkan pandangan sejenak kala berpikir, lalu kemudian kembali menatap Bimo untuk melanjutkan pembicaraan itu.

"Maksudnya? Bilang apapun itu yang pengen kamu bilang ke aku, Bim. Jangan bikin bingung!"

"Tolak ajakan itu! Batalin proyek itu!"

"Ya alasannya apa, Bimo?"

"Ya minimal jelasin! Biar aku ngerti maksud kamu nyuruh gitu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya minimal jelasin! Biar aku ngerti maksud kamu nyuruh gitu!"

"Zila..." Bimo memajukan wajahnya sedikit kedepan. Menatap fokus pada kedua netra coklat gadis didepannya itu. "Yang nge-handle perusahaan itu gak cuma semata-mata Hanan sendiri. Istrinya lebih banyak ngatur segalanya" jelas Bimo memelankan suaranya.

Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang