Hallo semua!!
Jangan lupa vote!--------------------------------------
"Sang jenius dari bandung!! Izinkan saya memperkenalkan pria baik hati yang akan menjadi miliarder ini! Jidan saka dewangga!"
"Jangan gitu! Lebay!"
Keduanya terkekeh kecil dengan bualan mereka didalam bilik mobil van kecil yang sedikit usang itu. Bangku belakang tampak penuh dengan barang-barang. Perjalanan santai itu di iringi lantunan musik pop lembut yang disetel di radio mobil.
"Yang satu ini jangan sampai lupa. Hidup di Jakarta itu mudah, tiru cara hidup bunglon. Ganti tempat ganti warna... Artinya, ikuti cara hidup orang sana seolah jadi bagian dari mereka juga. Itu yang paling penting!" Ujarnya penuh tekad yang kuat untuk mengajari temannya itu. Jidan mengangguk cepat dengan wajahnya yang benar-benar fokus, ia mengerti dan siap mengingat itu kapan saja.
* Tiga jam perjalanan*
Jidan turun dari mobil itu dengan dua koper dan satu tas ransel besar di punggungnya. Sementara, Darrel tetap berada didalam mobil nya. Dengan senyum lebarnya, Jidan melambaikan tangan pada Darrel. "Hati-hati! Ji!! Jaga diri! Cewe jakarta itu bahaya!" Teriaknya sembari membalas lambaian tangan Jidan kala temannya itu berjalan mundur mulai menjauh dari mobilnya.
"Siap!!" Jawabnya dengan tawa besar.
•
•
•"Huufff..." Senggal nafas Jidan setelah menaiki banyak anak tangga untuk sampai di kamarnya di lantai dua.
Pria dua puluh tahun itu membuka gagang pintu dengan penuh penasaran. Bersiap melihat tempat tinggal baru nya. Mulai ia berjalan mencari saklar lampu, lalu melihat sekeliling kamar itu. Ia mulai tersenyum sembari menghidup nafas dalam-dalam menikmati aroma ruangan itu.
Malam itu juga, Jidan langsung membuka semua koper dan menyusun barang-barangnya dengan sangat rapi. Mulai dari buku-buku juga semua pakaiannya. Jidan lalu duduk diatas kasur empuk yang tersedia disana, mengambil ponselnya dan menghubungi Darrel.
"Halo..."
"Oh iya... Gimana?" Sahutnya yang baru saja selesai menggangkat ikan-ikan tangkapan kapal di pelabuhan. Tangannya masih mengenakan sarung tangan plastik bekas memegang ikan.
"Tempatnya nyaman... Besok langsung ada kelas, pagi lagi..." Curhatnya.
"Yah... Jalani aja, beruntung lo bisa kuliah. Mau jadi kayak gue emang? Mending jangan lah ya. Masa depan lo cerah, lo pintar"
"Emangnya lo kenapa? Gak ada yang salah dari pekerjaan lo sekarang. Stop berpikir lo rendah cuma karna ga kuliah... Males kalo udah gini pembahasannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]
Teen Fiction"kita ini apa?" Tanya cowok itu. Akan tetapi tak pernah tau jawabannya. Fara diora zevanya, seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta. Gadis tanpa tujuan hidup itu selalu ragu dengan apa arti rasa, hingga berkelana kesana kemari mencari...