IG: _fyanxaa.wp
Tiktok: _fyanxaa.wp
Bantu follow!!
Jangan lupa bintangnya, makasih banyak semuanya yang udah mau mampir baca cerita ini....
-----------------------------------
"Udah jam lima sore, jam gue udah selesai. Bimo, gue pamit ya..." Ujar Jidan kala melepas celemek cafe tersebut. "Oh, iya iya..."
Jidan bergegas keluar dari cafe dan menuju ke halte untuk menunggu bus. Tanpa mengenal lelah sedikitpun, ia sangat antusias bekerja di minimarket milik om Galan itu. Sekarang, ia harus memakai rompi dengan merek minimarket itu, berganti dengan pemuda di shift siang yang akan ia gantikan.
"Di scan barcode bakalan ada semua harganya, gak bakal ribet. Jangan lupa di catat semuanya, itu udah ada separuh di laci. Nanti kalo udah tutup, sampah didepan dibuang ke belakang" pesan orang itu pada Jidan. Jidan mengangguk tanda mengerti.
Cowok itu membersihkan barang-barang yang ada di meja kasir kala itu. Barulah ia duduk menunggu pembeli datang. Tak lama, lonceng di pintu depan berbunyi, yang menandakan pintu dibuka. Jidan tak dapat melihat wajah pembeli yang baru saja datang itu karna tinggi etalase rokok yang tepat berada di depannya. Pembeli itu tak berkekeling mencari barang, melainkan langsung datang ke meja kasir.
Tak lain tak asing, itu adalah Fara. Mereka bertemu lagi untuk kesekian kalinya. Malam itu, Jidan melihat gadis itu murung, matanya sembab. Selalu saja muncul dengan sifat yang berbeda. Kembali gadis itu menatapnya sinis, seakan tak pernah memberinya senyuman simpul pagi tadi. "Yang ini" mintanya menunjuk salah satu merek rokok di etalase di depan Jidan. Cowok itu mengambilkannya, memberikannya pada gadis itu sambil mengajukan tawaran.
"Ada yang lain?"
"Gak ada" nadanya lemah dan datar. Setelah interaksi jual beli itu selesai, Jidan terus memperhatikan gerak Fara. Gadis itu keluar dari pintu minimarket, kembali membuat lonceng kecil disana berbunyi. Ia tak pergi, melainkan duduk di meja di teras minimarket itu. Jidan yang sedang tak ada kerjaan sama sekali itu, terus memandang keluar memperhatikan Fara.
Gadis itu tiba-tiba menunduk, dan tersedu-sedu bahunya layaknya orang yang sedang menangis. Kedua tangannya menutupi wajah, meski yang terlihat hanya punggung saja, Jidan yakin cewek itu sedang menangis. Ia inisiatif mengambil dua botol minuman dingin dari kulkas minimarket itu, dengan langkah canggung, Jidan keluar menghampiri Fara.
Pertama cowok itu meletakkan minuman yang dia ambil diatas meja, lalu pelan-pelan ikut duduk di kursi yang ada di hadapan gadis iu. Fara tak berkutik sama sekali, dan tetap menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Jidan bingung harus bagaimana, karna sebelumnya dia tak pernah menenangkan orang yang sedang sedih. Jidan menggeser minuman itu lebih dekat hingga menyentuh pergelangan Fara. Barulah gadis itu menurunkan tangannya, ia menatap Jidan. Cowok dengan mata bulat itu tengah menatapnya penuh simpati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]
Teen Fiction"kita ini apa?" Tanya cowok itu. Akan tetapi tak pernah tau jawabannya. Fara diora zevanya, seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta. Gadis tanpa tujuan hidup itu selalu ragu dengan apa arti rasa, hingga berkelana kesana kemari mencari...