Bantu support akun ini ya!!
Makasih untuk yang mau vote!
Absen di komen yang suka ceritanya!!
-------------------------------------
Gerimis perlahan turun, gelap awan terlihat seolah itu akan menjadi hujan yang dahsyat. "Ra, masuk... Dingin, nanti sakit" seru Jidan dari dalam minimarket. Cewek itu menoleh, dengan baju lengan pendek nya dan sebatang rokok ditangannya yang sudah hampir habis. Ia menawarkan senyum simpul, lalu berdiri dari kursi di teras minimarket itu, melempar rokoknya ke tanah kala berjalan ke dalam minimarket itu.
Jidan tengah membereskan barang-barangnya untuk segera tutup. Ia mulai mengamati semua barang-barang di rak, memeriksanya satu persatu dengan teliti. Fara yang sedari tadi mengikutinya itu mengambil tempat duduk Jidan di meja kasir, matanya berkeliling mengamati sekitarnya. Cewek itu merasa bosan, tak ada lagi yang menarik untuk ia amati disana, akhirnya sorot cetar bola matanya mengarah pada Jidan.
Hati Fara menggerutu dalam terpaan wajah sendu itu. Cuaca dingin di tengah malam mungkin juga mempengaruhi pikiran nya, ingin selalu gadis itu untuk mengganggu Jidan. "Dia gak ngapa-ngapain tapi gue ke goda" batin gadis itu dengan pandangan yang semakin dalam.
Minimarket itu kedap suara, namun Fara barusan menyadari hujan sudah lebat saat menoleh ke jendela. "Ji, hujan" tuturnya menunjuk lurus kearah luar. Jidan mengikuti arah pandang yang tengah di lihat oleh Fara. "Yah..." Cibirnya dengan wajah melas. Bibirnya mengerut kedalam, wajahnya pasrah. Cowok itu menghela nafas berat dan kembali melanjutkan hal yang sedang ia kerjakan.
Mata Fara menangkap tangan cowok itu lagi, yang sekarang sedang memegang sebuah buku tebal, dan yang satunya menggenggam pulpen. Ternyata urat yang seksi itu tak hanya ada saat Jidan mengeluarkan tenaga nya saja, itu selalu terpajang disana bahkan saat genggamannya lemah tak bertenaga. Mata Jidan melengah sebentar kearah Fara, gadis itu masih memandangnya dengan wajah datar. Cowok itu lalu menggaruk tengkuknya, mengalihkan pandangan dengan perasaan canggung tiba-tiba.
Tak berlangsung lama, cowok itu selesai dengan pekerjaannya. Hujan diluar tampak semakin lebat, suara rintikan air itu mulai merambat kedalam, Fara bermenung di meja kasir menyilang kaki. Pandangannya menerawang keluar jendela mengamati tetesan air hujan. "Ra, numpang sebentar" celetuk Jidan. Fara menoleh dan menggeser kursi nya kebelakang memberi Jidan jalan. Cowok itu berjongkok membelakangi Fara tengah meletakkan buku dan pulpennya kedalam rak dibawah meja kasir itu.
Ia lalu berbalik sebelum berdiri, geraknya tercekat kala wajahnya langsung di sambut oleh kaki Fara yang tengah duduk di kursi. Cowok itu lalu mendongakkan kepalanya keatas masih dengan posisi jongkok nya, tak ia sangka gadis itu juga tengah menunduk menatapnya. Fara menatap dalam cowok itu dengan tangan bersedekap di dada. Samar terlihat, jakun cowok itu bergerak naik turun menelan ludah. Fara tiba-tiba menjulurkan tangannya, gadis itu meraih rahang Jidan dan perlahan mendorong tubuhnya maju mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kelana [ SUDAH TERBIT ]
Teen Fiction"kita ini apa?" Tanya cowok itu. Akan tetapi tak pernah tau jawabannya. Fara diora zevanya, seorang mahasiswa di salah satu universitas di Jakarta. Gadis tanpa tujuan hidup itu selalu ragu dengan apa arti rasa, hingga berkelana kesana kemari mencari...